HUMANIORA – (13/11/2024) Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mutu institusi dengan menggelar kegiatan "Upgrading Working Value." Acara ini menghadirkan Rita Russo, S.AB., M.AB., CRA., CPS., C.Ht., seorang trainer profesional dari RR Consultant Indonesia dan asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sebagai pembicara utama. Pelatihan ini diikuti oleh tenaga kependidikan Fakultas Humaniora dengan tujuan memperkuat etos kerja serta membangun budaya kerja yang profesional, efektif, dan berkualitas tinggi.
Baca juga:
- Dekan Humaniora Paparkan Strategi Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan di Semiloka ADIA
- Festival Budaya di Fakultas Humaniora: Menjaga Tradisi dalam Era Digital
Bertempat di aula Fakultas Humaniora, Rita Russo berbagi ilmu dan wawasan seputar profesionalisme, komunikasi, serta sikap kerja positif. Dalam pemaparannya, beliau mengajak seluruh peserta untuk mengoptimalkan potensi diri dalam bekerja, sekaligus menjaga kualitas interaksi dengan kolega dan mahasiswa. “Profesionalisme adalah tentang bagaimana kita terus mengasah keterampilan di bidang masing-masing dan berusaha mencapai standar kerja terbaik,” ujar Rita. Menurutnya, kesuksesan di dunia kerja sangat bergantung pada upaya berkelanjutan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab.
Salah satu aspek penting yang disorot oleh Rita adalah komunikasi efektif. Ia menekankan bahwa komunikasi yang baik bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan empati yang membangun interaksi bermakna. Peserta diajak memahami lawan bicara dengan memanfaatkan isyarat nonverbal sebagai salah satu cara meningkatkan hubungan interpersonal. "Setiap gerakan dan ekspresi menyampaikan pesan tersirat, yang, jika dioptimalkan, akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan produktif," tuturnya.
Rita juga menekankan pentingnya body language atau bahasa tubuh sebagai refleksi sikap. Cara berdiri, kontak mata, dan ekspresi wajah menjadi aspek utama yang mencerminkan profesionalisme seseorang. Ia mengajak peserta untuk memiliki sikap terbuka dan bersedia mendengarkan, yang tidak hanya akan memperkuat kerja sama tim, tetapi juga memberikan kesan positif kepada lawan bicara.
Dengan semangat melayani yang prima, Rita mengajak para peserta untuk selalu tampil dengan senyuman saat berhadapan dengan publik atau rekan kerja. Ia menekankan bahwa pelayanan yang tulus dan ramah menciptakan suasana positif serta meningkatkan pengalaman interaksi. "Melayani dengan senyum menunjukkan kesan profesional yang hangat dan bersahabat, yang akan membuat orang lain merasa dihargai," ujar Rita.
Dalam sesi tentang manajemen emosi, Rita memberikan saran untuk menjaga kebahagiaan di lingkungan kerja meski berada di bawah tekanan. Ia menyebutkan bahwa emosi yang dikelola dengan baik dapat mempengaruhi motivasi dan semangat. "Dengan mengatur emosi, kita akan lebih siap menghadapi tantangan dengan sikap yang positif, sehingga produktivitas dan kepuasan kerja juga meningkat," katanya.
Lebih jauh, Rita membagikan lima komponen penting untuk mencapai kesuksesan, yaitu Attitude, Informasi, Waktu, Power, dan Rasa Syukur. Attitude atau sikap menjadi dasar utama, mencakup penampilan serta perilaku profesional. Informasi memastikan kita mampu memberikan hasil terbaik, sementara waktu menunjukkan disiplin dan efisiensi. Power mengacu pada pengaruh yang dapat dibangun dalam pekerjaan, dan rasa syukur menjaga agar kita tetap rendah hati. “Dengan memegang lima komponen ini, seseorang dapat mengoptimalkan potensi kesuksesan dalam kariernya,” jelas Rita.
Disiplin menjadi fokus lain dalam pelatihan ini. Rita menekankan bahwa kedisiplinan dalam bekerja, seperti tepat waktu, menjaga tanggung jawab, dan bekerja dengan rapi, menjadi fondasi yang membangun reputasi seseorang sebagai seorang profesional. Menurutnya, ketepatan waktu adalah wujud penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, disiplin juga mencerminkan integritas dan rasa hormat terhadap komitmen yang telah dibuat.
Sesi terakhir membahas tentang komitmen diri. Rita menegaskan bahwa komitmen pertama yang harus dibangun adalah kepada diri sendiri sebelum kepada orang lain. Kejujuran terhadap tujuan, janji, dan standar diri akan menjadi dasar yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan di lingkungan kerja.
Pelatihan ini memberi inspirasi besar bagi para dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Humaniora untuk menjadikan setiap prinsip yang dibahas sebagai pedoman dalam bekerja. Melalui pelatihan ini, Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berharap seluruh peserta dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam tugas mereka sehari-hari, serta berkontribusi pada kemajuan fakultas dan institusi secara keseluruhan. [al]