HUMANIORA – (25/7/2024) Dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis, kemampuan manajemen risiko dan optimisme menjadi dua hal yang sangat penting bagi mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. M. Faisol, dalam acara Yudisium dan Pelepasan Mahasiswa Semester Genap 2024/2025, Kamis, 25 Juli 2024.
Mengawali sambutannya, Dr. M. Faisol menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kerja keras dan dedikasi para mahasiswa. Beliau menekankan bahwa kesuksesan yang diraih ini merupakan pencapaian luar biasa yang harus disyukuri. "Selamat atas keberhasilan ini. Ini adalah kesuksesan yang luar biasa," ujar Dr. M. Faisol membuka sambutannya.
Beliau kemudian mengingatkan bahwa setiap perjalanan hidup selalu mengandung risiko, dan kemampuan manajemen risiko menjadi kunci penting dalam menghadapi masa depan. "Setiap hidup ada risiko. Kita semua memiliki risiko masing-masing, namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola risiko tersebut," jelasnya.
Dr. M. Faisol juga mengajak para lulusan untuk tetap optimis dan berpikir positif dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. "Jangan takut tidak bisa makan. Kita harus optimis dan memaknai positif atas semua takdir Allah. Jangan takut gagal, karena gagal itu dekat dengan kesuksesan," pesan Dr. M. Faisol.
Selanjtnya, Dr. M. Faisol mengutip pepatah "no pain, no gain" dan menyandingkannya dengan ayat Al-Quran "inna maal usri yusra" untuk menggarisbawahi bahwa kesulitan selalu diiringi dengan kemudahan. Menurutnya, masalah dan tantangan adalah bagian dari proses pendewasaan yang diberikan oleh Allah. "Hidup itu harus ada masalah. Problem itu menjadi cara Allah mendewasakan kita," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. M. Faisol menekankan pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi yang serba guna. "Bahasa itu seperti pisau, yang bisa kita gunakan untuk beraktualisasi di bidang kita masing-masing," ujar beliau. Menurut Dr. Faisol, bahasa bukan hanya sekadar sarana komunikasi, tetapi juga alat yang dapat membantu individu untuk mengaktualisasikan diri di berbagai bidang.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa keseimbangan antara intelektual dan spiritual adalah kunci kebahagiaan sejati. Beliau percaya bahwa dengan mengembangkan kemampuan bahasa dan menjaga keseimbangan ini, seseorang dapat mencapai puncak potensinya dan menemukan kebahagiaan dalam kehidupan.
Acara yudisium ini tidak hanya menjadi perayaan kelulusan, tetapi juga momen refleksi dan pembekalan bagi para lulusan untuk siap melangkah ke tahap berikutnya. Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berharap para alumni dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia. [al]