HUMANIORA - (6/6/2024) Kegiatan pertunjukan sastra bertajuk Open Mic Poetry Reading: Air Mata Rafah yang digelar di depan gedung Oesman Mansoer, Rabu pagi (5/6) mengundang partisipasi segenap sivitas akademika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Aksi solidaritas untuk Palestina tersebut tak hanya disemarakkan dengan penampilan mahasiswa saja, namun juga dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Humaniora.
Baca juga:
- Humaniora UIN Malang Gelar Open Mic Poetry Reading: Air Mata Rafah, Suarakan Solidaritas untuk Palestina
- Naratologi: Ilmu Penting untuk Membedah Berbagai Genre Cerita
Salah satu yang menarik perhatian adalah penampilan dosen Fakultas Humaniora, Dr. Laily Fitriani yang membacakan puisi berjudul "Merah di Rafah". Puisi sepanjang 20 bait tersebut merupakan hasil karya Dr. Laily yang menggambarkan krisis kemanusiaan di Palestina akibat serangan Israel yang tak kunjung usai sejak Oktober silam.
Dalam penampilannya, Dr. Laily menyampaikan pesan mendalam agar masyarakat bersatu padu dalam mendukung rakyat Palestina. Ia juga berharap gelombang kekerasan dan penderitaan yang dialami warga Palestina lekas menemui titik terang.
"Puisi ini adalah sebuah seruan untuk kita semua agar saling bahu-membahu dalam mendukung rakyat Palestina. Kita berdoa semoga rakyat Palestina bisa hidup dalam kedamaian", harap sastrawan sekaligus penulis kreatif ini.
Sementara itu, penampilan mahasiswa Fakultas Humaniora juga tak kalah menariknya. Salah satu yang menjadi sorotan adalah penampilan Hanif Aris. yang membacakan puisi berjudul “Al-Quds”, karya Nizar Qabbani. Hanif membawakan puisi karya sastrawan asal Suriah tersebut sarat emosi dan penuh penghayatan.
Puisi sepanjang 38 bait tersebut menjadi medium bagi Hanif untuk menunjukkan solidaritasnya bagi warga Palestina yang sedang dilanda krisis kemanusiaan akibat perang berkepanjangan. "Saya ingin menunjukkan solidaritas saya kepada rakyat Palestina melalui puisi ini," ujarnya.
Selain Hanif, Lia Anggraini, mahasiswa Prodi BSA asal Kota Bengkulu, juga turut membacakan puisi berjudul “Salamun Alaikum” karya Anis Chouchene". Dalam testimoninya, Lia menyatakan bahwa puisi ini merupakan ungkapan rasa duka dan simpatinya terhadap para korban tragedi di Palestina.
"Saya ingin puisi ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya perdamaian dan rasa kemanusiaan. Kita bisa berdamai dengan sesama itu walaupun banyak perbedaan”, ujar Lia.
Acara Open Mic Poetry Reading: Air Mata Rafah ini membuktikan bahwa puisi memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dalam menyuarakan keprihatinan dan solidaritas mereka. Melalui karya sastra, acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tragedi di Palestina dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan nyata dalam membantu rakyat Palestina. [af]