HUMANIORA – (6/9/2023) - Ajang akademis bergengsi, Annual International Conference on Language, Literature and Media (AICOLLIM), menyajikan sesi utama pada hari Rabu, 6 September 2023, dengan kehadiran Dr. Annette Damayanti Lienau, asisten profesor di program studi Sastra Komparatif Universitas Harvard. Dalam sesi utama ini, Dr. Lienau membawakan tema yang sangat menarik, yakni "Connecting Asia-Africa through Arabic: From Inter-imperiality to World Literature."
Baca juga:
- AICOLLIM ke-5 Membuka Pintu Menuju Arah Baru dalam Lanskap Humaniora Melintasi Batas Beragam
- Buka AICOLLIM ke-5, Rektor Tekankan Pentingnya Upgrading Knowledge dan Kolaborasi
Dalam presentasinya, Dr. Lienau menggambarkan kompleksitas peran bahasa Arab dalam menghubungkan dua benua, Asia dan Afrika, serta sejarahnya yang begitu kaya. Ia menyoroti bahwa masyarakat Muslim terbagi menjadi dua kelas yang sangat berbeda, yaitu kaum Muslim yang melek huruf dalam bahasa-bahasa Eropa dan kaum Muslim yang melek huruf dalam bahasa Arab.
Dalam presentasi secara luring, alumni Wellesley College ini berpendapat bahwa kelas pertama cenderung berkembang dengan paparan bahasa-bahasa Eropa, sementara kelompok kedua cenderung tetap secara eksklusif terkait dengan Al-Qur'an melalui penggunaan bahasa agama, seperti Arab, Persia, atau Turki.
Masih dalam kesempatan yang sama, Dr. Lienau juga mencatat bahwa pada masa kemerdekaan Indonesia, hampir tidak ada orang Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka. Sebagian besar orang memiliki bahasa etnik mereka masing-masing, dan beberapa, terutama yang terlibat dalam gerakan nasionalis, juga menggunakan bahasa Indonesia/dienst-maleisch. Namun menurutnya, saat ini, terdapat jutaan anak muda Indonesia dari berbagai latar belakang etnolinguistik yang menganggap bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka.
Presentasi yang disajikan oleh Dr. Lienau mendapat sambutan meriah dari para peserta AICOLLIM ke-5, dengan kajian yang mendalam mengenai peran penting bahasa dalam membentuk hubungan antara budaya-budaya yang beragam di Asia dan Afrika.
Konferensi ini tetap menjadi sorotan dalam dunia ilmiah dan akademik, dan presentasi Dr. Lienau menjadi salah satu sesi plenari dalam rangkaian acara yang berlangsung hingga dua hari ke depan. [al]
