Dari Masjid Hingga Pesantren: Peserta Humaniora I-YES 2023 Jelajahi Wajah Kebudayaan Islam Indonesia

HUMANIORA – (10/8/2023) Hari ketiga Humaniora International Youth Enhance Study (I-YES) 2023, para peserta mengikuti kegiatan Indonesian Islamic Culture, bersama narasumber Misbahus Surur, M.Pd. Kegiatan ini bertujuan untuk menjelajahi lebih dalam tentang kebudayaan Islam di Indonesia.

Baca juga:

Surur 2

Dalam kesempatan tersebut, peserta yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang yang berbeda diajak untuk menggali aspek-aspek menarik terkait kebudayaan Islam yang telah berakar kuat dalam sejarah Nusantara. Dalam rangkaian diskusi ini, Misbahus Surur menaruh fokus utama pada arsitektur masjid awal di Jawa, yang menunjukkan adaptasi corak bangunan lokal dari periode pra-Islam.

Misbahus Surur dalam kesempatan tersebut menerangkan bahwa arsitektur masjid-masjid tersebut mencerminkan interaksi budaya antara Islam dengan pengaruh Hindu-Budha, serta budaya lokal pra-Islam lainnya.

“Salah satu contoh yang menarik adalah atap tumpang yang terlihat pada Masjid Demak di pesisir dan Masjid Tegalsari di pedalaman”, ujarnya.

Atap tumpang ini, sebagaimana dijelaskan Misbahus Surur, bisa menjadi bukti konkret dari adopsi elemen-elemen arsitektur yang menggabungkan karakteristik Hindu-Budha dengan aksen lokal. Diskusi mengenai hal ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami bagaimana Islam dapat berpadu harmonis dengan warisan budaya yang telah ada sebelumnya.

Tidak hanya arsitektur, Misbahus Surur juga  memberikan gambaran kepada para peserta, bagaimana pesantren di Indonesia. Lembaga pendidikan tradisional di Indonesia tersebut, menurutnya secara institusional mengadopsi unsur-unsur kultur lokal yang telah ada di Jawa.

Diskusi ini membantu peserta memahami bahwa pendidikan dalam Islam tidak hanya melibatkan aspek agama, tetapi juga berintegrasi dengan nilai-nilai dan tradisi lokal.

“Ini adalah contoh nyata bagaimana Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia”, ujarnya.

Dalam diskusi ini, Misbahue Surur mengajak para peserta turut merambah kegiatan-kegiatan budaya dan kesenian Nusantara. Melalui wawasan ini, peserta diperkenalkan pada keragaman budaya Indonesia yang mencakup tidak hanya dimensi agama, tetapi juga seni, budaya, dan kreativitas yang tumbuh subur dalam keberagaman tersebut.

Misbahus Surur, sebagai pemateri sekaligus fasilitator diskusi, mengamati dan mengapresiasi antusiasme dan semangat peserta dalam menyimak topik ini. Mereka tidak hanya memberikan tanggapan, tetapi juga berbagi penjelasan tambahan dan bahkan mengajukan pertanyaan yang mendalam.

Sesi diskusi ini membuktikan bahwa melalui pendekatan yang terbuka dan interaktif, kebudayaan Islam di Indonesia dapat lebih dipahami dan dihargai oleh generasi muda. [ni]

 

Jl. Gajayana 50 Malang 65144 - Jawa Timur - Indonesia

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy humaniora@uin-malang.ac.id