HUMANIORA – (14/03/2022) Selama ini para pengajar mengajar bahasa asing dengan pendekatan tradisional, sehingga menghasilkan kesan menjemukan dalam pikiran siswa. Namun, lain ceritanya jika bahasa asing itu diajarkan dengan pendekatan interkultural. Pendekatan interkultural dalam pembelajaran bahasa asing merupakan hal yang penting, mengingat bahasa dan budaya adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Pendekatan interkultural melihat bahwa bahasa sasaran bebeda dari bahasa pertama dan praktik dalam menggunakan bahasa target sesuai kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa tersebut.
Hal itu terungkap dalam pendampingan peningkatan kompetensi guru bahasa asing yang diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Humaniora dengan Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Gresik. Selaku narasumber dalam kesempatan tersebut, Dr. Galuh Nur Rohmah memberikan penjelasan tentang pentingnya memahami bahasa dan budaya kita sendiri, sekaligus juga memahami bahasa dan budaya orang lain. Dengan terlebih dahulu kita memahami karakteristik bahasa kita sendiri, kita akan lebih bebas dalam menerapkan dan mempraktikkan budaya lain menggunakan bahasa sasaran.
“Kita akan menemukan keunikan budaya lain ketika kita menjalin berkomunikasi dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan kita.” Paparnya di depan para peserta pelatihan.
Menurut Dr. Galuh, Pemahaman budaya asing merupakan sebuah proses yang dapat terjadi secara alami. Proses tersebut memerlukan tahapan-tahapan yang simultan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran bahasa asing.
Lebih lanjut, Dr. Galuh menegaskan kepada peserta pelatihan agar tidak memandang peserta didik dari kemampuan linguistik saja, melainkan juga perlunya pemahaman yang lebih luas akan dimensi-dimensi budaya dalam pembelajaran bahasa asing. [LYN]