Pagi hari, Senin 21 November 2011, Jam 08.00 waktu Singapura rombongan Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang yang dipimpin Dekan berangkat dari hotel (Radius International Hotel, tempat bermalam) menuju Kampus University National of Singapore (NUS). Tepat jam 08.45, rombongan tiba di NUS, tepatnya di Faculty of Arts & Social Sciences. Rombongan UIN Maliki Malang disambut oleh Dr. Azhar Ibrahim Alwee di ruangan Shaw Foundation Building AS7, tak lama kemudian dibawa ke Meeting Room. Di ruangan tersebut rombongan bertemu dengan Ibu Suriani Suratman (PD 3), Prof. Jan Van Der Putten (guru besar Bahasa dan Sastra Melayu), dan beberapa Mahasiswa S1 dan S3 Faculty of Arts & Social Sciences.
Kesempatan pertama, Dekan Fakultas Humaniora dan Budaya menjelaskan tentang niat kunjungan ke NUS, sekaligus memperkenalkan tiga Jurusan: BSA, BSI, dan PBA yang berada di bawah Fakultas Humaniora dan Budaya. Kemudian Bapak PD 1, Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc, M.Ag memaparkan tujuan rombongan UIN Maliki Malang, di antaranya adalah menjalin kerja sama di bidang penelitian, seminar internasional, dan pertukaran dosen dan mahasiswa.
Dalam penjelasannya, PD 1, Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc, M.Ag banyak menekankan pada persoalan pentingnya melakukan kerja sama di bidang seminar dan penelitian bahasa dan budaya. Beliau juga menjelaskan keberadaan dan peran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di Fakultas Humaniora dan Budaya yang sekarang diikuti oleh mahasiswa asing dari 13 negara, selain menangani kegiatan mahasiswa Deakin University Australia selama satu bulan.
Atas penjelasan PD 1, Dr Azhar Ibrahim Alwee memberikan respon positif, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Seminar Internasional memang perlu untuk dilakukan, terutama dalam kajian tentang Budaya dan Sastra Melayu. Di Indonesia, khususnya Jawa Timur bisa dikatakan sebagai miniatur atau ikon budaya-budaya Melayu yang perlu digali. Sekarang, kata beliau, di NUS sendiri masih miskin kajian-kajian yang terkait dengan keindonesiaan (Budaya dan Perkembangan Islam).
- Perlu kajian tentang pemikiran Islam di Indonesia, khususnya dalam permasalahan metodologi. Di NUS sendiri, untuk program pascasarjana S2 dan S3 ada jurusan pemikiran Islam, yang lebih fokus pada kajian metodologi dalam perspektif social sciences.
- Untuk program-program tersebut di atas, bisa dilakukan dalam bentuk seminar atau workshop di mana mahasiswa UIN Maliki Malang bisa mengirim mahasiswanya sebanyak 5 sampai 15 orang. Terkait dengan living cost-nya, NUS siap membiayai selama kegiatan berlangsung. Begitu juga sebaliknya, apabila mahasiswa NUS melakukan kegiatan di UIN Maliki Malang.
- Dr. Azhar Ibrahim Alwee sangat tertarik dengan program BIPA yang dikembangkan Fakultas Humaniora dan Budaya. Karena selain mengajarkan bahasa, program BIPA juga mengenalkan budaya-budaya Melayu yang pernah berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
- Berkaitan dengan agenda yang disampaikan oleh PD 1 Fakultas Humaniora dan Budaya, Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc, M.Ag, Dr. Azhar Ibrahim Alwee masih membicarakannya terlebih dahulu dengan Kementrian Pendidikan Singapore (karena esok harinya, Selasa, 22 Nov 2011 beliau ada acara untuk bertemu dengan Kementrian Pendidikan Singapore) untuk kemudian dituangkan dalam anggaran pendidikan tahun akademik 2012.
Selain Dr. Azhar Ibrahim Alwee, Ibu Suriani Suratman selaku PD 3 di Faculty of Arts & Social Sciences, National University of Singapore, meyambut positif. Beliau mengatakan, bahwa mahasiswa NUS perlu di bawa ke UIN Maliki Malang untuk belajar tentang budaya Melayu. Semua program ini akan dibicarakan bersama pejabat yang lain di Faculty of Arts & Social Sciences dalam mempersiapkan anggaran tahun akademik 2012. Jadi, pada intinya, Ibu Suriani Suratman sangat menyambut positif tawaran UIN Maliki Malang, khususnya mengenai kajian budaya Melayu di Indonesia (Jawa Timur) yang menjadi program unggulan BIPA.
Senada dengan Ibu Suriani Suratman, Prof. Jan Van Der Putten, guru besar Bahasa dan Sastra Melayu, yang selalu megajak mahasiswanya mengenalkan sastra Melayu ke Riau, Aceh, dan Palembang, beliau sangat berkeinginan di tahun akademik 2012 akan membawa mahasiswanya ke UIN Maliki Malang untuk mendalami budaya-budaya Melayu di Jawa Timur. Dalam pandangannya, belajar sastra Melayu tidak bisa dilepaskan dengan mengetahui budaya-budaya Melayu yang pernah ada, karena keduanya menjalin hubungan yang sangat kuat (dialektik).