Setelah mengunjungi MUIS, rombongan Fakultas Humaniora dan Budaya sudah ditunggu oleh pengurus Yayasan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah, pada hari Senin, 21 November 2011, pukul 15.00 waktu Singapura. Kebetulan letak Madrasah tersebut bersebelahan dengan kantor MUIS. Rombongan Fakultas Humaniora diterima oleh Noor Isham Kepala Div. Pendidikan dan ust. Idham Halid Ramli the Head of Arabic Departement for secondary Level.
Dalam pertemuan ini, Noor Isham banyak memaparkan sistem pendidikan yang diterapkan di Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah. Yayasan pendidikan ini melaksanakan dua tingkat, yaitu tingkat al-Ibtida`i dan al-Mutawassith, dan kalau mereka lulus bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jumlah siswanya mencapai lebih dari 1000 orang, dengan fasilitas bangunan gedung berlantai 10. Pada umumnya, para guru di gaji oleh MUIS, kalau dikruskan ke rupiah perbulannya mereka menerima sekitar 16 juta. Sungguh mengagumkan.
Berhubung rombongan Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang membuka Jurusan PBA, seperti yang dijelaskan pleh Bapak Dekan dan PD 1, maka pada kesempatan itu pembicaraan lebih difokuskan pada metode pembelajaran Bahasa Arab yang diterapkan di Yayasan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah. Dialog ini dipimpin langsung oleh ust Idham Halid Ramli.
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, Yayasan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah telah membuat buku pedoman sendiri yang dikemas sangat menarik dan istimewa (supaya tidak kalah dengan sekolah-sekolah umum/sekuler), di samping dilengkapi dengan CD-nya. Para pengelola Yayasan ini sangat bersungguh-sungguh dalam mengajarkan bahasa Arab kepada para siswanya, agar mereka bisa menguasai ajaran Islam dengan kokoh yang pada akhirnya umat Islam di Singapora menjadi umat mayoritas, bukan minoritas.
Yayasan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah membuka peluang yang lebar kepada Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang untuk mengadakan kerja sama guna mencari dan menemukan metode dalam pembelajaran bahasa Arab yang cepat dan praktis. Kerja sama ini bisa dilakukan dalam bentuk sosialisasi dengan terlebih dahulu pihak UIN Maliki Malang menghubungi bagian Manager Kependidikan di MUIS.
Sosialisasi ini sangat penting, ungkap Noor Isham, selain mengenalkan metode yang efisien sekaligus memperkenalkan dan mempromosikan UIN Maliki Malang. Karena selama ini lulusan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah sebagian kecil melanjutkan studinya ke al-Azhar, Cairo, dan sebagian besar mereka banyak menjadi muballigh dengan hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh dari Yayasan tersebut, walaupun hingga saat ini para muballigh masih didominasi dari Indonesia. Karena itu, moment sosialisasi ini menjadi penting agar para siswa di Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah ini tidak saja mengenal Islam dalam perspektif budaya Timur Tengah (Mesir), tetapi juga bisa mengenal dan memahami Islam dalam konteks keindonesiaan, yang itu lebih moderat.