Prestasi kembali diraih oleh Hudaya, setelah dosen jurusan Bahasa dan Sastra arab yang berhasil menjadi dalah satu penguji di luar negeri beberapa tahun silam, kini giliran jurusan Bahasa dan Sastra Inggris untuk unjuk kebolehan. Jurusan yang berstatus terakreditas A sejak tahun 2007 ini patut bangga kepada salah saru dosen mereka, Ribut Wahyudi, M.Ed. atas prestasinya dalam dunia international, setelah dua jurnal karya dosen asli Jember ini diterima oleh kalangan international.
Prestasi atas diterimanya dua jurnal karya dosen BSI ini memang patut dibanggakan dan mendapatkan acungan jempol. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan karena tidak semua orang bisa melakukan layaknya dosen yang akrab disapa dengan Pak Ribut ini, hanya segelintir dosen saja yang mampu berprestasi dalam dunia intenational. Terlebih dua jurnal hasil modifikasi tugas S2 Pak Ribut ini diterima tanpa direvisi sedikitpun oleh team independent, pengoreksi jurnal internasional. ”Setelah 4-6 Minggu pengiriman, saya langsung dapat konfirmasi kalau jurnal yang saya kirim diterima tanpa revisi,” jelas dosen yang mengajar mata kuliah writing ini.
Dalam penulisannya, Pak Ribut mengambil tema yang tidak begitu jauh dengan lingkungannya. Sebut saja Error Analysis of Subject-Verb Agreement: The Case of University students in Indonesia (Research on Humaniries and Social Scienties), yang mengambil studi kasus pada mahasiswa jurusan BSI, dan menggambarkan level kesalahan tentang bagaiman mahasiswa BSI menulis subject-verb. Sedangkan untuk jurnal kedua, Language Identity: A Case study on Match Making Discourse (Javanese and Islamic Perspective). (Language Discourse and Society), Pak Ribut menjelaskan tentang identitas bahasa dan studi kasus yang digunakan adalah dirinya sendiri ketika melakukan percakapan. ”Setelah melakukan percakapan di Yahoo Messenger, saya langsung merekamnya untuk menemukan match making discourse,” tambah dosen yang menyelesaikan studi S2 di University of Sydney, Autralia ini.
Untuk penerbitannya, kedua jurnal Pak Ribut sejatinya bisa diakses oleh siapapun dan di mananapun, dengan menggunakan madia internet. Untuk jurnal yang pertama memang sudah bisa diakses sejak tanggal 9 Juni lalu. Akan tetapi, untuk jurnal yang kedua, baru bisa diakses bulan Juli mendatang. Meskipun demikian, untuk beberapa hari kedepan, jurnal hasil karya Pak Ribut akan segera diterbitka dalam bentuk hard copy, khususnya untuk jurnal yang pertama. “Untuk hard copy jurnalnya akan segera dikirim,” tambah dosen yang juga menjadi pembina di Advanced Debate Community ini.
Meskipun telah berhasil menembus dunia international, ternyata Pak Ribut juga berharap para dosen lain untuk melakukan hal yang sama seperti dirinya. Salah satu hal yang menurut dosen berkaca mata ini bisa dilakukan adalah dengan aktif menulis, khususnya penulisan dalam kalangan internasional, yang juga akan mengahrumkan nama jurusan, fakultas, serta kampus.”Menulis memang diperlukan untuk coverage yang lebih luas,” jelas Pak Ribut menyarankan.
Untuk itu, Pak Ribut juga memberikan beberapa tips dan cara untuk bisa berprestasi dalam dunia international. Salah satunya adalah harus sering membaca, serta yang terpenting juga adalah bisa sekreatif mungkin dalam mencari topik tulisan ketika ingin menulis jurnal.”Jangan pernah menyerah, jika ditolak, harus coba lagi,” papar dosen yang juga mengajar mata kuliah Introduction to Linguistics ini. (rif)