Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di jawa timur telah dirasakan oleh banyak orang, banyak dari mereka megeluhkan karena hujanpun tidak kunjung turun hingga saat ini. Tidak terkecuali di Kampus UIN Maliki Malang, suhu panas yang terasa tidak hanya dirasakan oleh para mahasiswa dan dosen tapi juga berdampak pada salah satu bangunan di kampus ini, yaitu gedung Humaniora dan Budaya.
Gedung yang mempunyai tiga jurusan ini, mendapatkan dampak suhu panas yang ada. Tepatnya di lantai tiga, beberapa lantai keramik banyak yang pecah sehingga permukaannya tidak datar seperti biasanya.
Untungnya, dari pihak fakultas dengan sigap langsung memperbaiki lantai tersebut dengan cara membongkar ulang beberapa keramik yang rusak. Kerusakan seperti ini tidak hanya terjadi di gedung yang dibangun pada tanggal 13 Mei 1998 ini, gedung rektorat juga pernah mengalami kejadian yang sama, banyak lantai keramik yang juga sering retak. “Ini bukan yang pertama kalinya terjadi di sini (humaniora, red), tapi peretakan keramik ini biasanya sering terjadi pada musim panas di gedung-gedung, khususnya di gedung bertingkat. Kalau tidak salah, ini sudah yang ketiga kalinya terjadi di gedung ini,” ujar salah satu pekerja.
Retaknya keramik di gedung tiga lantai ini, tidak hanya menyebabkan keadaan tidak kondisif, tapi hal ini juga dirasakan para mahasiswa yang sering melewati lantai di gedung tersebut. “Ketika lantainya rusak, kita tidak hanya berhati-hati, tapi harus muter demi menghindari keramik yang rusak, tapi Alhamdulillah lah, lantainya sekarang sudah diperbaiki, jadi kita bisa melangkah dengan tenang lagi,” tutur Arofah Minasari, salah satu mahasiswi Humaniora dan Budaya. (rif)