Sastra Interdisipliner, Prof. Heddy: Kesadaran Berbagi Pengetahuan dan Dialog Antara Ilmuwan

HUMANIORA – (4/7/2023) Menelaah karya sastra tidak bisa dibatasi pada satu pendekatan saja. Perkembangan pendekatan dalam kajian sastra terus mengalami dinamika, menciptakan pendekatan yang bukan lagi tunggal atau monodisiplin, tetapi sudah menjadi interdisipliner, dan juga multidisiplin. Hal itu disampaikan oleh pakar sastra, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil. dalam acara Workshop Sastra Interdisipliner yang digelar Laboratorium Kajian Bahasa dan Budaya (LKBB) Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa, 4 Juli 2023.

Baca juga:

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra menjelaskan bahwa hal tersebut di atas disebabkan oleh kompleksitas perkembangan ilmu itu sendiri. Munculnya kajian multidisiplin adalah hasil dari kesadaran untuk berbagi pengetahuan dan dialog antara ilmuwan.

“Tidak lagi ada pemisahan antara disiplin ilmu, melainkan kolaborasi dalam memahami suatu obyek material melalui perspektif yang berbeda. Kajian interdisipliner pun muncul karena sastra bertemu dengan perkembangan ilmu lainnya”, jelas Guru Besar Depertemen Antropologi UGM tersebut.

LKBB 121

Dalam memahami karya sastra, Prof. Heddy menekankan pentingnya menggunakan perangkat analisis dari disiplin ilmu lain. Sebagai contoh, dalam menganalisis karya sastra "Para Priyayi" karya Umar Kayam, ia menggunakan perangkat konseptual seperti ilmu politik, antropologi, dan etnografi Jawa. Hal ini dilakukan untuk mengungkap fakta sosial dalam karya sastra tersebut, seperti hubungan patron-klien dalam ilmu politik, relasi sosial priyayi dalam antropologi, dan pemberian nama dalam etnografi Jawa.

Prof. Heddy juga menyoroti bahwa ilmuwan sastra perlu mempelajari ilmu lain agar dapat menafsirkan karya sastra dengan lebih baik. Terutama di Indonesia, yang memiliki banyak jenis sastra, baik sastra tradisional seperti Hang Tuah dan Serat Centini, maupun sastra modern seperti novel, roman, drama, dan puisi. Setiap jenis sastra membutuhkan perangkat analisis yang berbeda-beda, terkait dengan disiplin ilmu lainnya.

Dengan pemahaman ini, Prof. Heddy mengajak para ilmuwan sastra untuk terus mempelajari dan menerapkan kajian sastra interdisipliner dalam penelitian mereka. Ia berharap bahwa dengan mengadopsi pendekatan interdisipliner, pemahaman terhadap karya sastra akan semakin mendalam dan kompleks, serta dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan ilmu sastra.

Para peserta workshop nampak terinspirasi dan bersemangat setelah mengikuti acara ini. Mereka merasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pendekatan interdisipliner dalam kajian sastra dan mampu mengaplikasikan metode yang relevan dalam penelitian mereka. Workshop ini juga memberikan kesempatan bagi para dosen dan peneliti untuk berkolaborasi dan saling bertukar ide, membuka peluang untuk pengembangan proyek-proyek penelitian bersama di masa depan.

Dengan adanya kegiatan Workshop Sastra Interdisipliner ini, Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat keilmuan sastra yang berkomitmen dalam mengembangkan studi sastra dengan pendekatan interdisipliner. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan sastra dan keilmuan di Indonesia. [al]

 

Jl. Gajayana 50 Malang 65144 - Jawa Timur - Indonesia

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy humaniora@uin-malang.ac.id