Eksistensi jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sebagai salah satu jurusan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ternyata tidak hanya terkenal di dalam kampus saja. Terbukti, jurusan yang berada di bawah naungan fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) ini mampu memikat para peneliti bahasa Arab, yang terbaru adalah Prof. Joel C. Kuipers, dari The George Washington University, Amerika Serikat.
Dalam kunjungan kemarin (26/6), Prof. Joel didampingi dua temannya dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta membicarakan tentang munculnya Bahasa Arab dalam keseharian sebagai minat dari masyarakat. Profesor yang juga seorang antropolog ini akan membahas tentang kesadaran kesalehan Billingual, dimana bahasa arab sudah diapakai oleh semua orang, utamanya di Indonesia, salah satunya adalah nama. ”Untuk menemukan data awal, kami sengaja memilih UIN Maliki Malang, khususnya mahasiswa tingkat akhir PBA, dilihat dari tugas akhir mereka,” jelasnya ketika berbincang di kantor jurusan PBA.
Dengan langsung ditemui oleh sekretaris jurusan, H. Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd. ketiga tamu tersebut langsung membahas bagaimana metode pembelajaran bahasa Arab, serta alokasi yang disediakan oleh PBA, khususnya tentang mata kuliah istima’. Tak hanya itu, mereka juga membahas tentang peran vital Bahasa Arab, khususnya bagi para siswa yang ada di Indonesia. “Trend saat ini adalah, siswa belajar bahasa Arab karena mereka ingin mengenal lebih jauh tentang agama, khususnya Akidah Akhlak,” jelas dosen yang akrab dipanggil Pak Wahab ini. Menurutnya, keberadaan pelajaran agama yang ada di sekolah, baik sekolah berbasis Islam ataupun umum sangatlah berbeda, jika di sekolah seperti MI, MTs ataupun MA, pelajaran agama dibagi lima yaitu, Akidah Akhlak, Al-Quran Hadits, Fiqih, Sejarah Islam, serta bahasa Arab itu sendiri. Sedangkan di sekolah umum, semuanya dikemas dalam satu pelajaran, yaitu Agama saja.
Sebelum ketiga tamu tersebut sharing tentang peran bahasa Arab, mereka menjelaskan indikator yang mereka buat, yaitu Bahasa Arab semakin banyak digunakan oleh orang Indonesia, dan bukan hanya pesantren. Sehingga, dari peningkatan tersebut, mereka berpendapat bahwa Bahasa Arab telah memunculkan kesalehan, dengan tujuan untuk meneguhkan identitas, hingga penggunaan nama dengan bahasa Arab. “Setelah mendapat data dari kampus ini, nanti akan kami bandingkan dan komparasi dengan kampus lain, yang ada di Jawa Timur ataupun Jawa Tengah,” tambah para peneliti yang akan melakukan penelitian selama tiga tahun ini (rif)