Humaniora Gandeng NUS Gelar International Student Conference

HUMANIORA – (20/11/2021) Sabtu, 20 November 2021 Fakultas Humaniora gelar Internasional Student Conference bertajuk ”Rethinking Humanities and Social Science in The Global Era . Konferensi tersebut terselenggara atas kerjasama Fakultas Humaniora dengan National University of Singapore sebagai wadah bagi mahasiswa tampil dalam even Internasional.

Konferensi yang diselenggarakan secara daring tersebut menghadirkan, Dr. Azhar Alwee Ibrahim dari National University of Singapore dan  Dr. M. Faisol dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai Keynote Speaker. Adapun presenter dalam acara tersebut adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai negara, termasuk tiga mahasiswa Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dr. Azhar dalam speech nya menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang baik antara pimpinan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Faculty of Malaya, National University of Singapore yang mempunyai tekad dan visi yang sama dalam mengembangkan potensi akademik mahasiswa nusantara.

Selanjutnya Dr. Azhar melanjutkan dengan orasi ilmiah yang dibawan secara fasih dalam Bahasa Inggris. Ia menegaskan pentingnya perhatian praktisi pendidikan dan para intelektual dalam menghadapi isu tentang isu-isu humanitas di era global. Ia menuturkan ”Rethinking Humanities and Social Science means call for educational and research vision that is enhanced by a more organic intellectual concern to address the current paradigm in various domains”. Di akhir speech nya, ia mengajak seluruh peserta conference untuk mengikuti kegiatan ini dengan khidmat. “Mari kita dukung dan ikuti program ini untuk belajar dan berdiskusi bersama young speakers ini”. pungkasnya.

Dalam speech kedua, Dr. M. Faisol menegaskan kembali pentingnya tema ini mengingat perkembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi yang semakin maju. Perkembangan ini akan berdampak pada cara pandang manusia pada dirinya dan lingkungannya, dan secara otomatis akan berdampak pada problem-problem humanitas yang ada. “Fenomena kemajuan revolusi digital ini membutuhkan kecermatan agar kita mampu terhindar dari krisis kemanusiaan, termasuk paradigma keilmuan harus dicermati secara kritis”, tuturnya.

Lebih lanjut Dr. M. Faiol menegaskan bahwa keilmuan diharapkan memiliki signifikansinya agar tidak menjadi anomaly dalam kehidupan . “Disitulah diperlukan peran ilmuwan termasuk mahasiswa sebagai calon intelektual mempunyai peran dalam shifting paradigm dengan pikiran dan gagasan idenya yang diharapkan mampu merangsang timbulnya letupan ide-ide yang lain seiring zaman yang terus berkembang dan berubah”, pungkasnya. [LYN]

 

 

Jl. Gajayana 50 Malang 65144 - Jawa Timur - Indonesia

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy humaniora@uin-malang.ac.id