HUMANIORA - (20/10/2021)
Fakultas Humaniora menyelenggarakan International Scholar’s Engagement webinar pada 20 Oktober 2021 melalui kanal zoom. Kali ini mengundang Prof. George Quinn, seorang pegiat sastra Jawa, peneliti antropologi juga guru besar Autralian National University, untuk membedah buku terbarunya, Bandit Saints of Java atau dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia berjudul Wali Berandal Tanah Jawa.
Dimoderatori oleh Ustadz Abdurrahman, acara berlangsung lancar. Pak George membedah beberapa poin penting mengenai riset bukunya, di antaranya adalah perihal informasi bahwa ternyata topik budaya ziarah dalam penelitian Islam di Jawa masih jarang dilakukan dan dijelajahi, baik oleh para peneliti asing maupun oleh para peneliti dalam negeri. Ini agak berbeda dengan asumsi sementara banyak orang, bahwa penelitian dengan objek perilaku dan ziarah kubur tersebut sudah sangat banyak dilakukan. Padahal kenyataannya ranah tersebut tidak dianggap seksi.
Buku yang kata Pak Quinn sendiri secara bentuk terilhami modelnya dari buku William Dalrymple berjudul Nine Lives: In Search of the Sacred in Modern India itu, memang ditulis secara agak berbeda dengan penelitian Islam di Jawa pada umumnya, yakni ditulis secara, dalam bahasa Pak Quinn, komunikatif. Kalau kita membaca lembaran-lembarannya, teks buku ilmiah ini disusun seperti bentuk teks novel atau jenis prosa yang lain.
Bahasan topik yang diangkat pun juga merentang dari Jawa bagian timur hingga Jawa bagian barat, seperti makam wali di Gunung Kawi, Malang, beberapa makam wali lokal di Madura, makam wali di Gunung Lawu, Magetan, hingga makam Mbah Priok di Jakarta.
Wali Berandal Tanah Jawa ini secara model barangkali bisa disejajarkan dengan karya sejenis di ranah yang lain, misalnya dengan buku Indonesianis Benedict Anderson, dengan lapangan Filipina, berjudul Under Three Flags (dalam edisi Indonesia: Di Bawah Tiga Bendera), yang secara bentuk atau narasi dan penggunaan sub babnya juga mirip-mirip novel.
Ketidakmenonjolan topik budaya zaiarah sebagaimana disampaikan pak Quinn karena berbagai sebab, seperti karena makin meningkatnya gerakan populisme Islam, pandangan bahwa ziarah kubur tidak pantas terlalu diperhatikan karena anggapan bersifat kampungan hingga persoalan dianggap musyrik. Lalu mengenai keunikan bentuk penulisan buku Wali Berandal Tanah Jawa itu sendiri, adalah dua kunci pembicaraan dalam webinar yang digelar hari ini secara daring di Fakultas Humaniora UIN Maliki, Malang [MS]