HUMANIORA – (21/09/2022) Setelah pembukaan Aicollim 2022 oleh Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, MA. acara menginjak ke Plenary Session 1 yang diisi oleh Doaa Omran, Ph.D. dari Universitas New Mexico, USA, dan Dag Yngvesson, Ph. D. dari Universitas Nottingham, Malaysia.
Baca Juga:
Buka AICOLLIM, Rektor UIN Malang: Saatnya membahas Humaniora dari berbagai perspektif!
Humaniora Kembali Gelar Aicollim, Hadirkan Narasumber dari Lima Negara
Presenter Dalam dan Luar Negeri Ambil Bagian dalam Parallel Session AICOLLIM
Doaa Omran menyajikan makalah mengenai suara-suara penulis perempuan muslim di seluruh dunia, dengan pendekatan pascakolonial, dengan spesifikasi teori mimikri Hobi K. Bhabha, seorang teoretikus pascakolonial asal India. Doaa, yang ahli sastra zaman pertengahan (medievel age) ini, menyajikan banyak contoh penulis-penulis perempuan muslim berikut karya-karyanya yang bisa diakses.
Dalam presentasinya secara luring, Doaa menyinggung lokus agama dalam perjuangan keadilan gender melalui kehidupan tiga feminis dan penulis perempuan Muslim Indonesia terkemuka, Siti Musdah Mulia, Lies Marcoes, dan Nur Rofiah, dan melalui analisis tentang bagaimana mereka memikirkan kembali pemahaman agama dalam buku-buku terbaru mereka.
Menurutnya, agama adalah pusat dari pembentukan pemikiran dan aktivisme mereka, yang menandakan konvergensi Islam dan feminisme. Ia juga berpendapat bahwa diilhami oleh pendekatan feminis dan pembacaan kontekstual Al-Qur’an, tokoh-tokoh ini menempatkan pengalaman dan realitas hidup perempuan sebagai pusat konstruksi dan penerapan pemahaman agama Islam.
Sementara Dag Yngvesson, yang ahli budaya, media juga seorang filmaker, mengetengahkan paper dengan topik menarik seputar penjelajahannya atas penggunaan logika, estetika serta topik politik dalam film-film horor klasik Indonesia yang beredar di sekitar tahun 1970-an/1980-an. Film-film tersebut semisal film Ratu Ilmu Hitam dan Ratu Santet dengan para pemeran yang berkibar di eranya: Suzzanna, W.D. Mochtar, Teddy Purba, dan lain-lain.
Acara Plenary Session 1 ini dipandu oleh Dr. Mundi Rahayu, M.Hum., dosen Prodi Sastra Inggris Fakultas Humaniora. Menurut Mundi, Dag Yngvesson, karena latarnya seorang pengamat film, tak heran bila pandangan-pandangannya mengenai film jeli membidik peristiwa-peristiwa yang luput dari mata penonton film biasa. Selain itu, dia juga cukup awas mengamati bagaimana logika politik bekerja dalam tontonan film-film horor zaman itu. [MS]