Pelaksanaan hari terakhir seminar proposal fakultas Humaniora dan Budaya tampak begitu berbeda. Pasalnya, para presenter yang hadir bukan hanya mahasiswa konsentrasi linguistik seperti hari-hari sebelumnya, melainkan mahasiswa konsentrasi sastra yang juga tidak kalah tegangnya ketika mengikuti acara yang bertempat di lantai 1 dan 3 juga kemarin (4/2)
Dalam pelaksanaanya, seperti mahasiswa konsentrasi linguistik lainnya, mahasiswa sastrapun juga merasakan ketegangannya ketika mempresentasikan proposalnya. Selain para penguji yang expert, para pesertapun juga mendapatkan feedback yang mendalam, mulai dari etika meneliti dalam dunia sastra hingga hal-hal yang harus dilakukan seorang peneliti sastra. “Salah satu etika peneliti sastra, adalah harus bisa empati,” terang Ibu Dr. Hj. Istiadah, MA salah satu penguji.
Selain kritikan yang membangun, para pengujipun juga memotivasi kepada para peserta yang berjumlah enam orang tersebut. Mulai dari teknik penulisan judul dalam proposal, hingga saran untuk berdiskusi yang harus dilakukan ketika melakukan penelitian. “Jangan tunggu Sabtu dan Minggu untuk merivisi, kerjakan secepat mungkin,” tambah Sri Muniroch, SS. M. Hum.
Untuk konsentrasi sastra sendiri, seminar yang dimulai pukul 08.00 WIB ini sengaja ditempatkan di lantai satu, tepatnya di ruangan pertemuan dosen dikarenakan selain digunakan oleh seminar konsentrasi linguistik, juga digunakan studi banding yang digelar secara bersamaan dengan seminar proposal tersebut. (rif)