HUMANIORA (01/04/2022) Salah satu karya sastra terpanjang di dunia adalah Lontara La Galigo. Karya ini terdiri atas 300.000 bait yang terpilah dalam 12 jilid (6.000 halaman) dengan setiap halaman memuat sekitar 50 baris. Karya ini setidaknya satu setengah kali lebih panjang daripada epos Hindia Mahabharata. Lontara La Galigo banyak menjelaskan tentang siapa suku Bugis dan budaya yang ada, bahkan dipandang sebagai kitab suci dan sumber religi bagi penganut agama To ri Olo. Selain itu, karya ini juga sarat dengan pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan sekarang.
Penjelasan mengenai adanya pesan moral dalam Lontara La Galigo tersebut diungkapkan dalam diskusi yang diselenggarakan Laboratorium Kajian Bahasa dan Budaya (LKBB) Fakultas Humaniora pada 1 April 2022 di ruang dosen. Dua narasumber yang hadir untuk membahas topik Lontara La Galigo adalah Dr. Laily Fitriani dan Ika Farihah Hentihu, M.Pd.
Disampiakan dalam diskusi tersebut, bahwa Lontara La Galigo mengandung nilai-nilai moral yang luar biasa. Nilai-nilai moral itu sangat relevan dengan kehidupan sekarang ini. Di antaranya adalah menghormati orang tua dan orang lain, kesabaran, serta kemuliaan. “Nilai-nilai ini sangat sesuai dengan kehidupan kita sekarang ini jika kita mau merenungkannya,” tegas Laily Fitriani.
Senada dengan itu, Ika Farihah menambahkan bahwa Lontara La Galigo banyak berisi tentang pesan simbolik akan nilai-nilai kehidupan manusia. “Pesan simbolik itu banyak berbicara tentang nasehat kehidupan sehari-hari. Dan itu dapat dilihat dari narasi cerita-cerita yang ada di dalamnya,” imbuhnya.
Lebih jauh, kedua narasumber memaparkan bahwa Lontara La Galigo juga banyak berisi tentang nilai-nilai budaya. Diantaranya, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan manusia lain, dan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Diskusi yang digelar pada siang hari itu berjalan cukup serius namun tetap menjaga protocol Covid. Peserta terlihat sangat antusias, meskipun sebagian peserta mengikuti secara daring. [AII]