Mungkin masih banyak mahasiswa ataupun dosen yang belum mengenal Narrative Inquiry. Akan tetapi lain halnya dengan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI), khususnya semester enam. Kemarin (6/6), mahasiswa angkatan 2009 ini, memperoleh kesempatan untuk belajar langsung serta berdialog tentang penelitian Narrative Inquiry dari seseorang yang sudah pernah melakukan penelitian tentang teaching experiences ini, dan memang sudah ahli dalam penelitian tersebut, yaitu Hj. Galuh Nur Rohmah, M. Ed. M. Pd.
Menurut dosen yang akrab dipanggil Bu Galuh ini, Narrative Inquiry sendiri adalah sebuah study tentang diri, tepatnya dosen yang sedang mengajar. Dalam hal ini, Bu Galuh memfokuskan tentang teaching practice process, tentang bagaimana kondisi seseorang ketika mengajar mata kuliah content. Setelah itu, pengalaman tersebut diexpose, dengan harapan bisa memberikan kontribusi tentang pengalaman seseorang ketika mengajar. ”The important of Narrative Inquiry is to inform our practice,” papar dosen yang juga menjabat sebagai ketua jurusan BSI ini.
Bu Galuh sendiri sejatinya sudah melakukan penetian ini, dan telah mengerti betul bagaimana cara melakukan penelitian Narrative Inquiry. Untuk subjeknya, Bu Galuh tidak perlu-jauh-jauh mencari orang, beliau menggunakan beberapa dosen yang aktif mengajar di BSI, seperti halnya Ibu Muniroch, Ibu Syafiyah, Bapak Basri, serta beliau sendiri. “Nanti yang akan dianalisis adalah bagaimana pengalaman mereka ketika mengajar mata kuliah content,” terang dosen yang mengajar mata kuliah Morphology ini.
Analisis pengalamam yang dimaksud Bu Galuh di sini adalah, bagaimana perasaan dan keadaan mereka ketika mengajar. Sebagaimana yang diungkapkan Bu Galuh ketika pertama kali mengajar mata kuliah Moprphology, beliau juga pernah merasa gugup dan tidak begitu familiar dengan pelajaran yang berkaitan eord formation ini. ”Setelah para dosen mengungkapkan perasaan mereka ketika mengajar, kemudian dianalisis dalam bentuk tulisan, seperti halnya penelitian-penelitian lainnya.” tambah Bu Galuh ketika menjelaskan.
Meskipun mengumpulkan pengalaman-pengalaman tersebut terlihat mudah, akan tetapi ada beberapa hal yang mungkin bisa mengganggu proses penelitian, salah satunya Ethical Issue, yaitu proses menulis pengalaman yang sedikit berlebih-lebihan, terlalu membesar-besarkan, serta sedikit ada kebohongan. Untuk itu, dalam mengexpose pengalam, haruslah jujur dan sesuai dengan apa yang dialami ketika mengajar. “Untuk menghindari itu, salah satunya adalah pengalaman jatuh bangun ketika mengajar juga harus ditulis,” ujar dosen yang juga mengajar mata kuliah profesi pengajaran ini.
Selain masalah di atas, hal yang juga harus diperhatikan adalah tentang reflection, bagaimana seorang penulis itu harus bersikap objektif, dengan artian sang penulis harus bisa menjauhi penulisan yang subjektif ketika menulis teaching experience mereka. ”Salah satu yang termasuk dalam critical reflection adalah harus berhubungan dengan teori,” jelas Bu Galuh
Sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa, serta untuk kontribusi, Bu Galuh menulis hasil penelitiannya dalam bentuk buku. Hal ini diharapkan buku tersbut bisa menjadi sumber bagi para mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian Narrative Inquiry. Selain itu juga buku yang diterbitkan oleh UIN Press ini juga diharapkan bisa memberikan sumber tentang metode pengajaran, bagaimana personal menjadi professional,”Selain berisi tentang sharing experience, buku ini juga mengidentifikasi masalah-maslah, khususnya dalam teaching learning method. (rif)