Interpretasi untuk Penderita Language Disorder
Ada sedikit perbedaan yang terjadi pada salah satu kelas di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, tepatnya di kelas Psycholinguistics. Pasalnya, mata kuliah yang membahas tentang psikologi dan kebahasaan (speaking, listening, language acquisition, dan language disorder) ini ternyata tidak hanya memberikan pengetahuan tantang Psycholinguistics, melainkan juga memberikan interpretasi dari beberapa sub bab, khususnya language disorder (gangguan kebahasaan) yang telah dipelajari mahasiswa, yaitu dengan pembacaan puisi oleh dosen mereka, Hj. Rohmani Nur Indah, M.Pd. (9/6).
Menurut dosen yang juga menjadi koordinator unit Self Access Center ini, pembacaan puisi yang berjudul “Ingin Kumengerti Duniamu” ini, diharapkan bisa memberikan pemahaman tentang semakin banyaknya anak-anak yang mengalami language disorder. Hal ini dilakukan karena semakin banyaknya para penderita language disorder yang mulai dipinggirkan, bahkan tidak dipedulikan oleh publik. Bahkan dosen yang juga akrab dipanggil Bu Indah ini juga memberitahu bagaimana cara berkomunikasi dengan anak yang mengalami language disorder yaitu dengan melihat mata mereka ketika mereka berbicara. ”Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan tidak melakukan tindakan bullying kepada mereka,” jelas Bu Indah dengan penuh keharuan.
Selain memberikan interpretasi dalam pemahaman language disorder, dosen yang sedang menempuh kuliah S3 di Universitas Negeri Malang ini juga menjelaskan bahwasanya belajar tentang Psycholinguistics tidak hanya mengetahui tentang ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, melainkan juga sebagai bentuk terima kasih atas nikmat yang diberikan Tuhan, khususnya tentang bahasa yang masih bisa kita gunakan kita hingga saat ini, yang tentunya tidak dimiliki oleh para penderita language disorder. ”This poem may educate us to be always thankful, now, later, and in the next future,” jelas Bu Indah setelah membacakan Puisinya.
Tak ayal, pembacaan puisi yang juga diiringi dengan lagu ini telah membuat larut semua mahasiswa yang hadir dalam kelas yang bertempat di B 210 ini. Applause dan rasa kagumpun tak terelakan dari para mahasiswa yang kebanyakan dihuni oleh semester VI ini menghiasi pembacaan puisi tersebut. Dosen yang juga mengajar mata kuliah Writing dan Reading ini menjelaskan bahwasanya Psycholinguistics tidak hanya untuk pengetahuan, akan tetapi juga kepada kehidupan. ”Semoga dengan ini bisa menjadi suatu kebaikan untuk anak-anak kita, untuk generasi selanjutnya yang lebih baik,” papar dosen asli Malang ini.
Puisi yang juga ditulis di dalam buku berjudul “Mari Peduli Autisme” ini ternyata tidak hanya mendapat pujian dari segenap mahasiswa yang mendengarkan lantunan puisi tujuh bait ini, akan tetapi mereka juga menyatakan bahasanya puisi tersebut tidak hanya untuk dinikmati ataupun didengarkan layaknya puisi-puisi lainnya, karena secara tidak langsung puisi tersebut telah memberikan pengetahuan tentang anak penyandang language disorder, salah satunya bagi anak yang mengalami autis. “Puisi Bu Indah telah mengajari kita bagaimana cara berinteraksi dengan anak penyandang autis,” ujar Wiladatul Munawaroh, salah satu mahasiswi setelah selesai pembacaan puisi tersebut selesai. (rif)