Manuksrip Islam banyak ditemukan di bumi Nusantara ini, namun sayang kurang dapat perhatian, sehingga banyak yang tak terselamatkan. Padahal manuskrip merupakan kekayaan yang sangat berharga bagi bangsa. Melalui manuskrip, rekam jejak kemajuan budaya suat bangsa dapat diketahui. Mengingat pentingnya manuskrip itu, maka Fakultas Humaniora akan mendirikan pusat studi manuskrip, khususnya manuskrip-manuskrip Islam. Pusat ini nantinya juga untuk melacak dan menyelamatkan manuskrip-manuskrip yang masih ada dan tersebar di masyarakat.
Rencana itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Humaniora dalam pembukaan Pelatihan Penelitian Filologi yang digelar oleh Laboratorium Kajian Budaya dan Bahasa (LKBB) Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Rabo 1 Agustus 2018 di Aula Fakultas Humaniora.
“Meskipun filologi terkait dengan naskah-naskah kuno, tetapi di dalamnya menyimpan informasi dan pengetahuan yang berharga. Ini harus dikaji dan diselamatkan. Karena itu, dibutuhkan pusat kajian naskah-naskah tersebut,” ungkap Dr. Syafiyah, MA.
Dalam kesempatan yang sama Dekan Fakultas Humaniora juga menegaskan bahwa pakar Filologi jarang ditemukan di Indonesia. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Untuk itu, melalui pelatihan ini diharapkan akan lahir ahli-ahli filologi yang mampu mengkaji manuskrip dengan teliti dan serius.
“Naskah kuno merupakan cermin kebudayaan bangsa. Ini butuh pakar-pakar yang ahli di bidangnya. Dan itu bisa dimulai dari pelatihan ini,” lanjutnya.
Kegiatan pelatihan yang dihelat oleh LKBB ini dihadiri oleh dosen-dosen Fakultas Humaniora dari jurusan bahasa dan Sastra Arab, dan Sastra Inggris, serta sebagian peserta berasal dari beberapa universitas di Madura. Tampak para peserta pelatihan mengikuti acara dengan serius.[mff]