HUMANIORA – (29/6/2022) Hubungan antara agama dengan budaya masih menjadi topik yang menyedot perhatian para peneliti sampai sekarang. Di tanah Nusantara ini, akulturasi menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan. Pertemuan antara Islam dan budaya Jawa telah melahirkan perpaduan budaya yang berbeda dengan tanpa menghilangkan kekhasannya. Di Indonesia proses akulturasi ini telah terjadi sejak lama.
Hal itu disampaikan oleh Dr. Syamsuddin, M.Hum. dalam kegiatan Academic Forum yang diadakan oleh Literature and Linguistics Association (LITA) pada Rabu, 29 Juni 2022 secara daring melalui platform Zoom. Melalui kegiatan ini Dr. Syamsuddin, M.Hum, dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Malang mempresentasikan penelitian yang telah ia lakukan bersama Rinasari M.Pd., dengan topik Islamic Cultural Symbol in “Tabur Beras Kuning” Tradition in the Wedding Ceremony in Malang.
Menurut Syamsuddin, adanya akulturasi budaya Jawa yang dipengaruhi oleh Hindu dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Walisongo merupakan fakta yang tidak dapat ditolak. Tabur beras kuning sendiri menurutnya terdiri dari dua prosesi; sawuran dan kacar-kucur. Sawuran adalah prosesi dalam upacara pernikahan untuk menyambut mempelai laki-laki dan keluarganya di rumah mempelai perempuan. Prosesi tabur beras kuning sendiri diiringi dengan pembacaan shalawat dengan harapan kedua mempelai nanti hidupnya penuh dengan kebahagiaan. Beras kuning sendiri merupakan simbol kebahagiaan.
Tradisi Tabur Beras Kuning syarat dengan nilai Islam. Nilai-nilai tersebut diantaranya nilai keimanan terhadap Allah SWT dan keikhlasan. Keikhlasan yang dimaksud adalah apabila sudah sukses, kedua mempelai mempunyai sifat yang ikhlas untuk bersedekah terhadap sesama.
Lebih jauh Syamsuddin menegaskan bahwa tradisi Tabur Beras Kuning sendiri merupakan perwujudan dari masuknya nilai-nilai Islam ke dalam budaya Jawa. Tradisi ini menjadi cara membumikan Islam.
Bahkan Syamsuddin menilai, tradisi Tabur Beras Kuning perlu untuk dilestarikan mengingat di dalamnya memuat nilai-nilai agama Islam yang luar biasa. Penyampaian nilai agama tidak selama harus disampaikan lewat podium atau diceramahkan. Tetapi dapat disampaikan melalui strategi praktik tradisi tertentu sejauh bisa dilakukan dan asal tidak saling bertentangan dengan agama Islam.
Kegiatan Academic Forum yang diadakan oleh Literature and Linguistics Association (LITA) ini diikuti oleh ratusan peserta. Tampak peserta menyimak penuh khidmah dan serius. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan dilaksanakan secara berkala. [ai]