Ikut berpartisipasi dalam event ilmiah level internasional adalah suatu kebanggaan. Hal itu yang dirasakan oleh Vita Nur Santi, M.Pd. Dosen kelahiran tahun 1983 ini menjadi salah satu perwakilan negara Indonesia dalam program beasiswa Training Course for Development Countries 2018 yang diselenggarakan oleh Northeast Normal University, Changchun, Jilin Province dengan sponsor dari Ministry of Commerce, The People’s Republic of China.
Ratusan calon peserta dari berbagai negara ikut ambil bagian dalam proses seleksi program ini. Namun dari jumlah itu hanya diambil 64 orang. Mereka yang lolos dari berbagai negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Laos, Nepal, Lebanon, Palestina, Albania, Peru, Mauritius, Sudan Selatan, Ethiopia, Antigua & Barbuda, Grenada, Lesotho, Gambia, Sierra Leone Dan Micronesia. Vita Nur Santi, M.Pd. mewakili calon peserta yang lolos dari Indonesia.
“Alhamdulillah, saya bisa mewakili Indonesia dalam event ini. Saya merupakan salah satu dari tiga wakil negara Indonesia. Bisa mewakili dari Fakultas Humaniora. Satu kebanggan tersendiri bagi saya,” paparnya senang.
Selama tiga pekan, sejak tanggal 9 – 29 Juli 2018, Vita Nur Santi, M.Pd. mengikuti serangkaian program kegiatan “Seminar 2018 for Young Educators from Developing Countries and Countries Included in The “Belt and Road” Initiative”. Kegiatan dikemas dalam bentuk seminar, diskusi dan simposium. Melalui forum ilmiah ini dibahan berbagai topik-topik mutakhir tentang pendidikan, reformasi pendidikan, psikologi pembelajaran dan pengajaran, strukture, skala, manajemen dan investasi dalam sistem pendidikan dengan menghadirkan pakar berskala internasional.
“Banyak ilmu yang saya dapat. Saya mendapat pengetahuan dari para pakar pendidikan di tingkat internasional. Termasuk juga dari pengalaman para pengajar dari berbagai negara, yang ikut dalam kegiatan ini,” jelasnya.
Di luar rangkaian kegiatan seminar, peserta juga diajak untuk mengunjungi beberapa lembaga pendidikan di Cina, mulai level sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Kunjungan budaya juga menjadi menu yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan ini.
“Sangat menyenangkan. Kami diajak untuk melihat tradisi dan budaya akademik di beberapa lembaga pendidikan di sana. Termasuk juga wisata budaya tradisional Cina. Banyak hal yang harus diambil pelajaran dari kemajuan mereka,” lanjutnya.[mff]