Bhineka tunggal ika, itulah yang menjadi prinsip Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Humaniora untuk mengadakan dialog antar agama yang dihadiri tokoh dari masing-masing agama. Sebagai acuan, dialog yang merupakan rangkaian acara Festival Budaya 2013 tersebut dibarengi dengan bedah buku, yang berjudul Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Pancasila guna menanggulangi Kekerasan, Rabu 30 Oktober 2013.
Sang penulis, Prof. Dr. Mohammad Baharun, SH MA menuturkan bahwasanya, buku yang ditulisnya tersebut merupakan sebuah wacana tentang salah satu nilai Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang akan bisa menanggulangi kekerasan yang ada di Indonesia khususnya tentang agama.”Kita di sini tidak akan bicara hanya pada satu agama saja, tapi bagaimana agama-agama yang ada di Indonesia menanggapinya,” jelas pria asli Bangil tersebut.
Untuk itu, para tokoh-tokoh agama pun didatangkan, yaitu Dr. Faisol Fatawi, M. Ag (Islam), Drs. Ida Bagus Made Putra (Hindu), Wense Anton Triyono (Khong Hu Cu), dan Johanes Harjono (Kristen).”Semoga kita bisa belajar bagaimana perspektif dari berbagai agama, menanggapi nila-nilai pada sila Pertama Pancasila,” jelas Royhan ketua Dema.
Senada dengan royhan, Dr. Hj. Istiadah juga mengucapkan terima kasih banyak atas penyelenggaraan kegiatan yang bertempat di Aula Fakultas tersebut. Menurut dosen Bahasa dan Sastra Inggris tersebut, kegiatan tersebut merupakan ajang silaturrahmi anata umat beragama.”Tentunya akan banyak manfaat yang akan kita peroleh,” jelasnya.
Dosen berkacamata tersebut juga mengungkapkan bahwa Fakultas Humaniora bisa menjadi teladan dan juga pelopor pemersatu para pemuda dari berbagai agama untuk bisa hidup rukun.”Kita bisa mulai dari Fakultas ini, untuk mewujudkan hidup rukun dan damai demi Indonesia. Meskipun berbeda-beda tapi tetap harus satu jua,”paparnya ketika memberikansambutan pada acara yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa tersebut. (rif)