Salah satu yang harus ditempuh oleh para mahasiswa Fakultas Humaniora dan Budaya untuk bisa menyelesaikan studinya adalah harus lulus ujian Komprehensif. Ujian yang dilaksanakan Jumat hingga Senin (26-29/4) tersebut berlangsung tegang, pasalnya para mahasiswa harus bisa menguasai hampir semua mata kuliah yang telah ditempuhnya selama kurang lebih tujuh semester.
Selain tegang, para peserta pun sangat antusias mengikuti ujian ini. Hal ini dikarenakan tidak semua mata kuliah yang telah mereka tempuh dikuasai sepenunya. ”Bingung mau mulai dari mana belajarnya, pokoknya targetnya harus bisa lulus,” kata Erna Sulistianingsih, mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris.
Mweskipun demikian, menurut mereka, ujian tersebut adalah tantangan awal yang harus dihadapi sebelum ujian skripsi nanti. ”Ujian ini sangat membantu kita untuk persiapan sebelum skripsi nanti,” ujar Mughni Labib, salah satu peserta ujian dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab.
Pelaksanaan ujian yang diikuti oleh semua mahasiswa dari tiga jurusan ini, dilakukan dengan dua cara, yaitu oral test dan written test. Masing-masing dari mereka harus menempuh dua ujian, kebahasaan dan keagamaan. Khusus untuk keagamaan, para mahasiswa diminta untuk mengaji Al Quran. Hal ini dikarenakan sebagai bekal nanti setelah keluar dari kampus. “Mengaji adalah fokus utama, karena mahasiswa Islam mau tidak mau harus bisa mengaji, yang akan merweka bawa ketika keluar dari kampus ini,” jelas Muh. In’am Esha, salah satu penguji.
Ahmad Kholil juga berpesan kepada para mahasiswa, bahwa setelah lulus nanti jangan hanya ilmu umum saja yang harus dikembangkan, akan tetapi ilmu keagamaan jangan lupa untuk selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sholat, sedekah, ataupun amal ibadah lainnya. ”Ilmu agama sangat penting karena akan menjadi bekal kita nanti,” terang dosen yang juga menjabat sebagai sekretaris jurusan Bahasa dan Sastra Arab ini. (rif)