Meskipun beberapa fakultas di universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang telah menyelesaikan acara Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK), akan tetapi lain halnya dengan fakultas Humaniora dan Budaya. Fakultas yang lebih dikenal dengan sebutan Hudaya ini memberikan sedikit tambahan kepada para mahasiswa barunya, yaitu Tradisi akademik dan Strategi Belajar (2/9).
Dalam acara yang berlangsung selama satu hari penuh ini, selain sebagai ilmu pengetahuan, kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa baru khususnya sebagai bekal memasuki dunia perkuliahan. Untuk lebih mempermudah, panitia pun juga membagi lima sesi pemaaterian, tentunya dengan tema dan pemateri yang juga berbeda.”Materi ini bisa membantu para mahasiswa baru tentang bagaimana cara belajar, khusunya ketika sudah memsauki bangku perkuliahan,” jelas H. Wildana Wargadinata, Lc M. Ag ketika memberikan materki.
Pada sesi pertama, para mahasiswa baru disajukan mengenai seluk beluk tradisi akademik, yang diawali dengan pembahasan tentang pengertian dari akademik itu sendiri, dan bagaimana tradisi akademik itu, kemudian dilanjutkan dengan hakuikat dari perguruan tinggi dan tri dharma perguruan tinggi.”Setiap perkuliahan harus direncanakan, salah satunya adalah dengan sistem SKS,” tambah dosen yang juga menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik ini.
Selanjutnya, pada sesi pematerian kedua, untuk lebih mempermudah penyampaian materi, paninitia sengaja membagi para peserta untuk berkumpul sesuai dengan jurusan masing-masing. Dalam sesi tersebut, para pemateri membahas tentang kiat sukses belajar di perguruan tinggi dan pengembangan soft skills & hard skills
Pada saat materi tradisi akademik II, para peserta OSFAK di bedakan menurut jurusan masing-masing. Sesi ini berisikan pembahasan tentang kiat sukses belajar di perguruan tinggi dan pengembangan soft skills & hard skills.
“Mahasiswa harus bisa menjadi motor penggerak untuk perubahan ketika terjadi kondisi yang kurang baik, serta mempunyai soft skills dan hard skills untuk bisa tetap bertahan,” ujar M. Bahruddin, SS mantan ketua BEM-F tahun 2010 yang memberikan materi kepada jurursan Bahasa dan Sastra Arab.
Sama halnya dengan Winarto, SS yang menyampaikan materi kepada jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Dosen yang juga mengakar di Perkuliahan Khusus Pengembangan Bahasa Inggris menyatakan, “usahakan kalian harus tetap bisa berkarya, salah satunya adalah dengan menulis,” ungkapnya.
Sedangkan untuk jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Ahmad Patoni, SS yang memberikan penjelasan mampu memotivasi para mahasiswa, hal tersebut dilakukan demi meningkatkan semangat mahasiswa baru untuk tetap bisa mempunyai target ketika mengikuti perkuliahan.” “Berikanlah kontribusi yang terbaik untuk kampus ini,” kata mantan presiden BEM-U ini.
Sama halnya dengan sesi sebelumnya, untuk sesi tradisi akademik ketiga yang bertemakan tentang bagaimana berfikir kritis, para mahasiswa tetap dibedakan sesuai dengan jurusan masing-masing. “Menjadi seorang mahasiswa, harus mempunyai nalar untuk mengkritisi sesuatu, jangan hanya menelan mentah-mentah saja,” papar Dr. Hj. Istiadah, MA ketika memberika materi di jurursan Bahasa dan Sastra Inggris.
Terakhir, pada pematerian Tradisi akademik IV dan tradisi akademik V, para mahasiswa lebih difokuskan, yaitu strategi belajar Bahasa Inggris untuk jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, serta strategi belajar Bahasa Arab bagi jurusan Pendidikan Bahasa serta Bahasa dan Sastra Arab. (nay)