Eksistensi fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) sebagai fakultas yang bergerak dalam pengembangan kebudayaan Indonesia kembali ditunjukkan, kali ini dengan diadakannya Seminar Nasional tentang kebudayaan yang diadakan kemarin (6/11). Acara yang dihandle langsung oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Hudaya ini mengangkat topik Budaya dengan Tema “Budaya Nusantara, Bagaimana Kabarmu?” dan mengundang pemateri yang sudah tidak asing lagi, Ir. Sofyan Edy Jarwoko, Agus Sunyoto, serta D. Zawawi Imron.
Sebagai pemateri pertama, Ir. Sofyan Edi, menjelaskan secara panjang lebar mengenai Negara Merawat dan Merawat Budaya Nusantara. Menurutnya, saat ini telah terjadi pergeseran Budaya pada masyarakat, baik dari segi politik, ataupun intelektual, hal tersebut bisa dilihat dengan semakin banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, dan terlupakannya budaya lokal yang sejatinya merupakan penghambat budaya luar. Anggota DPRD kota Malang tersebut juga mengajak para mahasiswa untuk merenungkan serta memikirkan kondisi kebudayaan yang ada di Indonesia, hal ini dikarenakan kemajuan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab bersama masyarakat Indonesia. ”Indonesia mempunyai budaya yang sangat dahsyat dengan adanya keanekaragaman sebagai spirit perekat bangsa,” jelas bapak yang akrab disapa Edy ini.
Senada dengan Edy, Zawawi Imron juga menyatakan kebanggaanya menjadi orang Indonesia yang dilimpahkan dengan tanah subur. Sastrawan asli kelahiran Sumenep Madura ini menuturkan bahwasanya tanah yang ada di Indonesia merupakan serpihan dari Surga dan tidak akan ditemukan di negara lain. Menurut bapak berkacamata yang juga hobby melukis ini, kemakmuran yang ada di Indonesia merupakan jasa para pahlawan yang memegang teguh kalimat Bhineka Tunggal Ika, meskipun hidup dalam keberagaman. Bapak yang sudah memperoleh banyak penghargaan ini menyatakan, ”untuk menjaga kebudayaan Indonesia tetap indah adalah dengan kerja nyata yaitu menghargai sesama meskipun berbeda dengan tujuan untuk memakmurkan negara.”
Tidak jauh berbeda dengan kedua pemateri di atas, Agus Sunyoto mengungkapkan bahwasanya keberagaman budaya di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu, dan ancamannya pun juga ada pada saat itu juga, tepatnya ketika Presiden Sukarno masih menjabat sebagai pemimpin negara. Ancaman yang dimaksud oleh bapak yang memang ahli dalam budaya ini adalah bentuk penjajahan budaya dari negara-negara luar dan menjadi problem dari sejak zaman Presiden pertama hingga saat ini. ”Kita harus berhati-hati terhadap bentuk baru Kolonialisme, khususnya dalam bidang budaya,” papar bapak yang sudah beberapa kali berkunjung ke fakultas Hudaya ini.
Dengan diadakannya acara tersebut, diharapkan para mahasiswa khususnya para mahasiswa dari fakultas tiga jurusan ini bisa mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk melestarikan Budaya Indonesia dari berbagai ancaman budaya asing yang datang ke Indonesia. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Zainullah, selaku ketua DEMA, ”semoga dengan seminar ini, kita bisa lebih melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.” (rif)