HUMANIORA – (24/4/2025) Dalam kehidupan akademik, akhlak dan ilmu ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi, membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual. Inilah pesan utama yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. M. Faisol, dalam acara Program Promosi Sarjana: Gelorakan Karya, Genggam Inspirasi, yang digelar di Ruang Teater Humaniora, Selasa, 22 April 2025.
Baca juga:
- Publikasi, Jalan Prestisius Menuju Sarjana
- Bangun Kesadaran Metodologis, Prof. Mudjia Rahardjo: Metodologi Adalah Filsafatnya Penelitian
Di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademika, Dr. Faisol menegaskan bahwa ilmu pengetahuan seharusnya semakin mendekatkan seseorang kepada Allah SWT. Mengutip pemikiran Imam Al-Ghazali, ia menyampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang memberi kemaslahatan bagi diri sendiri dan lingkungan. “Ilmu harus disinergikan dengan akhlak yang mulia. Inilah ciri khas mahasiswa Humaniora: berilmu dan berakhlak. Dua hal ini akan menjadi bekal utama dalam menapaki jalan kehidupan dan akademik,” tegasnya.
Acara yang dihadiri oleh mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab ini menjadi panggung intelektual yang membanggakan. Sebanyak 39 mahasiswa tampil mempresentasikan karya ilmiahnya yang telah dipublikasikan dalam jurnal bereputasi. Melalui program ini, Fakultas Humaniora tidak hanya menunjukkan capaian akademik mahasiswanya, tetapi juga membuktikan bahwa tradisi riset telah tumbuh dan mengakar kuat di kalangan generasi muda kampus.
Di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter mahasiswa. Oleh karena itu, program seperti Promosi Sarjana bukan hanya ajang akademik semata, melainkan juga sarana untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang utuh—berpengetahuan luas, berintegritas tinggi, dan menjunjung akhlakul karimah.
Masih dalam sambutannya, Dekan menyampaikan apresiasi atas inisiatif Program Studi yang telah membuka ruang akademik yang kreatif dan inspiratif. Ia menyebut program ini sebagai kebijakan luar biasa yang layak menjadi rujukan bagi fakultas lain. “Saya sangat mengapresiasi langkah Prodi BSA. Ini keren. Lulus melalui jalur publikasi ilmiah membuat karya kita bisa dibaca masyarakat luas, dan menjadi kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap capaian mahasiswa ke depan tidak hanya terbatas pada publikasi ilmiah semata. Menurutnya, bentuk karya akademik lain seperti penulisan buku, produk inovatif, atau prestasi-prestasi di berbagai bidang juga layak mendapatkan tempat sebagai syarat kelulusan. “Kita harus adaptif dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin menuntut kreativitas, fleksibilitas, dan relevansi. Maka karya-karya mahasiswa juga harus mencerminkan semangat itu,” tuturnya.
Dengan semangat “Gelorakan Karya, Genggam Inspirasi”, Fakultas Humaniora terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi generasi pemikir, penulis, dan inovator yang membawa perubahan. Sebab di tangan merekalah masa depan ilmu dan peradaban dititipkan. (al)