HUMANIORA – (16/4/2025) Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA., menegaskan pentingnya umat beragama untuk senantiasa menunjukkan sikap keberagaman yang dewasa. Menurutnya, prinsip dasar dalam membangun harmoni antar umat adalah humanity, tolerance, dan egalitarian. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan Students’ Mastery on Interfaith Dialogue yang digelar di ruang teater Fakultas Humaniora pada Rabu, 16 April 2025.
Baca juga:
- Rawat Keberagaman, Bangun Peradaban Lewat Dialog Lintas Iman
- Bangun Komunikasi Lintas Iman, Humaniora Gelar Students’ Mastery on Inter Faith Dialogue
Kegiatan ini mempertemukan tiga institusi lintas iman— UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sekolah Tinggi Teologi Aletheia, dan Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa—dalam forum dialog lintas agama yang konstruktif dan transformatif. Forum ini menjadi ruang aktualisasi nilai-nilai keberagaman yang tidak hanya hidup dalam teori, tetapi nyata dalam praktik dan relasi sosial.
Dalam sambutannya, Rektor menegaskan bahwa UIN Malang adalah kampus inklusif yang terbuka bagi semua kalangan, suku, etnis, dan latar belakang agama. “UIN Malang memiliki hampir 20 ribu mahasiswa, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari berbagai penjuru dunia. Lebih dari 460 mahasiswa kami berasal dari berbagai benua,” ungkapnya.
Menurut pria asal Bojonegoro ini, kegiatan seperti Students’ Mastery on Interfaith Dialogue merupakan wujud konkret keterbukaan UIN Malang terhadap keberagaman dan upaya aktif untuk membangun dialog antaragama yang damai dan berkeadaban. Kampus ini juga secara rutin mengundang tokoh-tokoh lintas agama dari berbagai negara untuk memperkuat semangat interfaith.
Lebih lanjut, Rektor mengajak generasi muda untuk menjadi agen perdamaian, dengan menjunjung tinggi toleransi, menghindari konflik, serta menanggapi tantangan dunia digital secara cerdas dan bijak. “Kita hidup di era informasi yang sangat dinamis. Potensi perpecahan bisa muncul dari hal-hal seperti hate speech, hoaks, hingga fake news. Maka penting untuk mengedepankan etika sosial dan menjaga kebersamaan,” tegasnya.
Masih dalam sambutannya, Rektor juga mengutip Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 77, yang menurutnya sarat dengan pesan teologis, sosiologis, dan kosmologis. Ayat tersebut mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Ia memberi contoh sederhana namun bermakna, “Jika ada ikan mati karena memakan sampah, itu tanda kita belum menjaga etika kosmik dengan benar.”
Ia menutup sambutannya Rektor menegaskan bahwa generasi muda adalah penerus masa depan yang harus mampu merawat kedamaian dan menyebarkan kebaikan di tengah pluralitas masyarakat. “Kedamaian adalah miniatur surga. Maka, marilah kita selalu menjunjung tinggi toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama,” pungkasnya. [al]
