HUMANIORA – (20/10/2024) Jurnalistik bukan sekadar menulis berita, tetapi menjadi sarana penting untuk aktualisasi diri, terutama bagi mahasiswa. Melalui jurnalistik, seseorang dapat menggali informasi, mengolahnya, dan menyajikannya dalam bentuk karya yang bernilai. Hal ini disampaikan Ketua Infopub Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Khafid Roziki, M.Pd. dalam pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa yang digelar pada Minggu, 20 Oktober 2024.
Baca juga:
- Juarai Debat Nasional, Mahasiswi Humaniora Dinobatkan Best Speaker
- Tunjukkan Seni Berdebat, El-Jidal Raih Medali Perak
Bertempat di ruang ITC 1-1 Kampus 3 UIN Malang, Tlekung, pelatihan tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa yang antusias untuk meningkatkan keterampilan jurnalistik dan kepenulisan. Tak hanya diikuti mahasiswa dari Fakultas Humaniora, pelatihan ini juga menarik partisipasi dari mahasiswa Fakultas Psikoligi dan Syari’ah.
Dalam sesi materinya, Khafid Roziki, M.Pd. menekankan pentingnya jurnalistik dalam pengembangan diri mahasiswa. Jurnalistik modern tidak hanya sebatas menerima informasi yang diberikan, tetapi juga menuntut kemampuan untuk menggali lebih dalam guna menemukan kebenaran yang sesungguhnya.
“Dalam era banjir informasi, kemampuan kritis dan analitis menjadi kunci utama agar jurnalis dapat menyajikan berita yang akurat dan tepercaya”, ujarnya.
Masih dalam sesi yang sama, pria asal Blitar tersebut menekankan bahwa kunci utama dalam penulisan jurnalistik adalah penerapan formula "5W 1H" – What, Who, When, Where, Why, dan How. Formula ini, menurutnya, adalah dasar dalam menyusun berita yang informatif dan jelas. "Jika kita memahami dan menguasai 5W 1H, kita sudah memiliki fondasi kuat dalam menulis berita yang siap terbit," jelasnya di hadapan para peserta.
Lebih dari sekadar teori, Khafid juga menguraikan bagaimana penerapan prinsip dan teori jurnalistik membantu dalam menyusun berita yang baik, tetapi juga dalam proses pengambilan informasi dan pengelolaan data secara sistematis. "Jurnalistik mengajarkan kita cara berpikir kritis dan menyaring informasi secara efektif. Dengan memahami 5W 1H, mahasiswa dapat menulis berita yang tidak hanya faktual, tetapi juga bermakna," tambahnya.
Tidak hanya memberikan materi teori, Khafid juga mengajak para peserta untuk terjun langsung ke dalam praktik menulis. Dalam sesi praktik, mahasiswa diminta untuk menuliskan laporan tentang kegiatan pelatihan tersebut, berdasarkan pengamatan mereka selama acara berlangsung. Setiap peserta diminta untuk menggunakan formula 5W 1H dalam karya mereka, kemudian Khafid memberikan umpan balik langsung pada hasil tulisan peserta.
Salah satu peserta, Yoga Ardiansah, mengaku bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendalami ilmu jurnalistik. "Pelatihan ini memberikan banyak wawasan baru. Kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan teknik penulisan yang baik. Bagi saya, pengalaman ini akan sangat membantu dalam pengembangan kemampuan menulis yang lebih profesional," ungkap Yoga.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan literasi mereka. Khafid menyatakan bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi untuk menjadi jurnalis yang baik, selama mereka memahami dasar-dasar jurnalistik dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang. [al]