Sebanyak 107 mahasiswa dari Lampung berkunjung ke Fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) dalam rangka melaksanakan kegiatan studi banding yang mereka sebut dengan KKL (Kuliah Kerja Lapangan), mahasiswa yang berasal dari Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung ini akan melakukan sharing tentang metode pembelajaran yang ada di Fakultas Humaniora dan Budaya, tepatnya di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI).
Tak ayal, kedatangan merekapun disambut meriah oleh para petinggi fakultas. KKL yang merupakan program wajib kampus IAIN ini bertempat di lantai tiga fakultas Hudaya, dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya), Bapak Drs. KH. Chamzawi, MHI, ketua jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI), Galuh Nur Rohmah, M. Ed. M. Pd., serta sekretaris jurusan, Sri Muniroch, M. Hum.”Saya ucapkan selamat datang kepada para mahasiswa Lampung, semoga dengan acara sharing, kita bisa saling bertukar ilmu,” tutur bapak Chamzawi dalam acara tersebut.
Dari pihak IAIN Raden Intan Lampung sendiri sejatinya ada lima dosen yang ikut untuk mendampingi, sayangnya yang bisa hadir dalam acara tesebut hanya tiga orang yaitu, Drs. Mukti Sy, M. Ag., Bambang Irfani, M. Pd., serta Drs. Herman Jaya. “Diharapkan setelah acara ini, kita bisa mengambil pelajaran tentang metode pmbelajaran yang ada di BSI, kemudian kita juga bisa memberikan metode pembelajaran yang kita pakai di kampus kami,” ujar bapak Mukti, Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan.
Acara yang dimulai pukul 08.00-10.00 WIB ini, dimulai dengan sharing tentang metode pembelajaran kemudian saling mengutarakan tentang metode pembelajaran bahasa Inggris, karena seluruh peserta yang datang adalah mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Di dalam acara yang dihadiri peserta semester lima tersebut juga membahas tentang metode intensive yang ada dalam pembelajara bahasa Inggris, jika di BSI ada IEC (Intensive English Course) maka di IAIN Raden Intan lampung juga ada kegiatan intensive, tapi tidak seintensive di BSI. ”Di IEC, mahasiswa benar-benar akan mendapatkan pembelajaran intensive dan mau tidak mau mereka harus lulus dari program tersebut karena IEC merupakan mata kuliah prasyarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya,” terang Bu Galuh, ketika memberikan keterangan tentang metode pembelajaran di BSI.
Kedatangan mahasiswa dalam program yang mempunyai kerdit 2 sks ini, karena merka ingin meningkatkan serta membandingkan metode pembelajaran di kampus mereka dan di UIN. Menurut Johan Wahyudi, salah satu peserta mengatakan bahwa alasan memilih UIN Maliki Malang karena status jurusan BSI lebih tinggi dan berkualitas. ”Jurusan BSI ini lebih dikenal daripada yang lain, karena selain bahasa Inggris, jurusan ini juga memberi pengetahuan kepada mahasiswanya tentang bahasa Arab,” ujar mahasiswa asli Lampung tersebut.
Setelah acara tersebut selesai, para mahasiswa dan juga dosen tidak langsung pulang, akan tetapi mereka berkeliling ke sekitar Fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya), untuk melihat fasilitas-fasilitas yang ada di gedung yang mempunyai tiga jurusan tersebut, seprti di SAC (Self Access Center), Laboraturium, serta Perpustakaan. “Fasilitasnya bagus, cocoklah buat mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya,” jelas Bapak Bambang Irfani, ketua jurusan PBI ketika mengunjungi SAC. (rif).