Sebagai seorang dosen, sudah sewajarnya harus bisa memberikan pelajaran dan juga membuat mahasiswa paham dengan pelajaran yang diberikan. Ternyata, fakta seperti itu juga telah diterapkan oleh salah dosen di Fakultas Humanora dan Budaya (Hudaya) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada mata kuliah Syntax, di dalam mata kuliah yang terkenal sulit ini, mereka diminta untuk mengaplikasikannya dalam pembuatan kalimat yang panjang dan sekomplek mungkin yang dipamerkan dalam acara Syntax Exhibition (6-10/12).
Pameran yang dipamerkan selama satu minggu ini, merupakan yang pertama kali di Fakultas Hudaya. Setelah enam tahun yang lalu (2005), telah berhasil membuat kalimat terpanjang, kini giliran mahasiswa semester lima jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang mempersembahkan sedikitnya delapan kalimat yang sudah di analisis. ”Dengan pameran seperti ini, para mahasiswa bisa mengeksplor kreatifitas mereka, khususnya dalam pembentukan dan analisis kata,” ujar Meinarni Susilowati, M. Pd, dosen pembimbing mata kuliah Syntax.
Dosen yang akrab dipanggil Bu Mei ini ingin menunjukkan bahwa belajar Syntax tidak sesulit yang mereka pikirkan, beliau menyatakan kuliah Syntax itu juga menyenangkan, menarik, dan sekaligus menantang untuk beradu kreatif dalam membuat kalimat sekomplek mungkin. Dosen yang sedang menempuh kuliah S3 ini juga mengatakan, ”Intinya, dalam exhibition ini, mereka bisa bersaing secara sehat dan kalimat mereka juga harus bisa ramah lingkungan, sehingga setelah selesai masih bisa bermanfaat.”
Pameran yang terletak di lantai satu fakultas Hudaya ini merupakan final project dari dua kelas Syntax (kelas B dan C), mereka harus membuat dan menganalisis kalimat yang panjang dan sekomplek mungkin. Tapi, sebelum dipamerkan mereka juga harus mengkonsultasikan kalimat mereka kepada dosen pembimbing. Tak ayal, Roro Millatu Al Ghaniy, salah satu mahasiswa yang memamerkan analisis kalimatnya mengaku sangat senang, karena hasil belajar Syntaxnya bisa bermanfaat. ”Jadi kita di sini bisa saling menghargai setelah kalimat kita sudah bisa difloorkan,” ujar mahasiswi asal Ponorogo tersebut.
Selain itu, dalam pameran yang dimulai pukul 08.00 WIB ini, tidak hanya melibatkan semester lima, akan tetapi juga mengikutsertakan mahasiswa semester tiga dari kelas Speaking yang menginterview untuk memenuhi salah satu tugas mereka. ”Tidak hanya mahasiswa Syntax saja, tapi pameran ini juga menguntungkan mahasiswa speaking,” tambah Ibu Mei yang sekaligus sebagai dosen pembimbing mata kuliah Speaking.
Tentu saja, dengan adanya kolaborasi anatara kelas Speaking dan Syntax, pameran ini juga berlangsung meriah. Salah satu mahasiswa kelas Speaking mengaku bahwa kegiatan interview yag diadakan oleh dosen mereka sangatlah menguntungkan, karena dengan adanya interview, kelas Speaking tidak akan monoton yang hanya belajar di dalam kelas. ”Selain membantu Speaking, kita juga bisa mengetahui sedikit gambaran tentang mata kuliah Syntax yang akan kita tempuh tahun depan,” ujar Tajul Umam, salah satu mahasiswa dari kelas Speaking. (rif)