Pelaksan workshop film dokumenter fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) benar-benar dirasakan manfaatnya oleh beberapa mahasiswa Hudaya kemarin (24-25/2). Pasalnya, fakultas yang notabene fokus dalam pengembangan sastra dan budaya ini tidak hanya memberikan materi, akan tetapi memberikan pelatihan cara membuat film dokumenter sebagai upaya untuk menggali potensi mahasiswa Hudaya.
Tak jauh berbeda dengan pelaksanaan pelatihan kemarin, pemateri yang hadir dalam acara workshop pembuatan film ini adalah Luthfi Pratomo, SH. beserta rekannya Slamet Junaidi. Menururt Luthfi, film dokumenter ini bisa mampu mewakili aspirasi para mahasiswa, sehingga dianggap perlu untuk dikembangkan oleh mahasiswa, khususnya Hudaya. ”Salut kepada Hudaya yang merupakan satu-satunya institusi yang berhasil mengadakan workshop film dokumenter,” jelas film maker yang sudah memenangkan beberapa penghargaan tersebut.
Menurut pembuat film berjudul ‘Aku Harus Sekolah’ ini fakultas Hudaya mampu membuka peluang kepada para mahasiswanya untuk mengikuti serta berpartisipasi dalam memproduksi film dokumenter. Meskipun film dokumenter itu bersifat jurnal, dan belum tentu semua orang suka. Tapi para mahasiswa Hudaya mampu menggali kemampuannya dalam dunia film. “Hal yang harus diperhatikan ketika membuat film adalah riset, sebagai bahan utama pembuatan film,” tambahnya ketika memberikan materi.
Senada dengan Luthfi, Slamet Junaidi juga merasa kagum dengan Hudaya yang atas prestasinya, hal ini dikarenakan fakultas Hudaya adalah satu-satunya tempat yang mengadakan workshop film dokumenter di daerah Malang. ”Meskipun tidak se-familiar kota Jogya, potensi mahasiswa sini juga bagus,” terang fim maker yang pernah membuat film Merapi di Yogyakarta ini.
Tak ayal, acara yang bertempat di lantai tiga Home Theatre ini juga membuat para peserta antusias ketika mendengarkan materi. Seperti yang diungkapkan Niswah Khonita, mahasiswa jurursan Bahasa dan Sastra Inggris, dia sangat beruntung bisa mengikuti acara pembuatan film ini meskipun tidak mempunyai basic dalam dunia perfilman, ”Selain acaranya yang menarik, saya juga dapat ilmunya secara cuma-cuma,” tutur mahasiswi semester VI tersebut.
Tidak hanya mahasiswa Hudaya, ternyata dari jurursan lain juga hadir dalam acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini. Salah satunya adalah Alifti Rizkiyah, mahasiswa Tekhnik Informatika ini merasa sangat beruntung bisa mengikuti acara yang dilaksanakan secara gratis tersebut,” Semoga dengan ikut acara ini, saya dan teman-teman bisa membuat film dokumenter, meskipun hanya satu” kenang Alifti Rizkiyah.
Sebagai lanjutan, acara yang diketuai oleh Mundi Rahayu ini akan mem-follow up kepada para peserta yang benar-benar ingin mengembangkan ilmunya dalam dunia perfilman untuk membuat kelompok belajar. “Kami usahakan akan membuat proposal pembuatan film dokumenter, dengan harapan mahasiswa Hudaya mampu membuat film dokumenter,” terang dosen jurursan Bahasa dan sastra Inggris ini.
Tak hanya dapat dukungan dari para mahasiswa, usaha dosen yang dipanggil Ibu Mundi ini juga mendapat support dari Luthfi Pranoto dan Slamet Junaidi. Sehingga, tidak menutup kemungkinan fakultas Hudaya akan mampu melahirkan film maker yang akan bisa mengajak para mahasiswa lainnya untuk membuat film dokumenter“ tambah Luthfi. (fza/rif)