Banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh sebuah institusi ataupun unit untuk menunjang akademik para mahasiswa, baik dengan perlombaan ataupun kompetisi yang bisa mengasah kreatifitas mahasiswa. Seperti halnya yang dilakukan Self Access Center (SAC) yang mengadakan Mini Magazine Competition, sebuah kompetisi pembuatan majalah yang bisa mengembangkan kekreatifan mahasiswa yang diikuti oleh seluruh civitas akademika UIN Maliki Malang.
Sebagai salah satu penunjang akademik, sudah menjadi tradisi bagi unit yang bertempat di lantai dua fakultas Humaniora dan Budaya untuk mengadakan kegiatan kompetisi pembuatan majalah. Menurut Hj. Rohmani Nur Indah, M. Pd, selaku koordinator SAC, lomba membuat majalah tersebut merupakan sebuah proses untuk menjadikan mahasiswa kreatif secara dinamis. ”Untuk perlombaan tiap tahunnya, kami memvariasikan setiap jenisnya,” papar dosen yang mengajar di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.
Selain bisa mengasah kreatifitas mahasiswa, lomba yang diikuti hampir 25 kelompok (satu kelompok terdiri dari tiga orang) ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa, khususnya dalam bidang creative writing, dan yang paling penting adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bahasa Arab dan Inggris yang merupakan syarat khusus dalam setiap tulisan yang akan dimuat di majalah. ”Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreatif mahasiswa, tapi juga mempertajam kekreatifan mereka,” jelas Ibu Indah dengan penuh senym, ketika ditemui di kantornya kemarin (19/3).
Unit yang mempunyai slogan Get Smart ‘n Fun With SAC ini merupakan sebuah contoh kegiatan perlombaan yang bersifat multifungsi bagi unit-unit yang lain. Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengaca kepada kegiatan-kegiatan tahun lalu, hampir semua kompetisi yang diselenggarakan SAC, juga dilakukan oleh institusi atapun unit yang berada di lingkungan UIN Maliki Malang. “Kompetisi yang juga dilaksanakan di unit lain adalah Bilingual Drama, Novel Review, dan Movie Review,” tambah dosen yang mengajar mata kuliah Writing dan Psycholinguistics tersebut.
Lomba yang dilaksanakan selama satu bulan ini sudah memasuki tahap penilaian, dan akan diumumkan beberapa hari ke depan. Untuk penilaiannya, unit yang juga disebut sebagai The Best Site for Autonomous Learning ini memprioritaskan penilaiannya pada orisinalitas tulisan, dan dilanjutkan dengan bahasa, isi, kemudian artistik. “Kesalahan dalam belajar itu wajar, yang penting mereka bisa belajar bagaimana mengelola publikasi, serta desain dari majalah mereka,” terang dose nasal Malang ini.
Dalam perlombaan tersebut, para mahasiswa pun yang menjadi peserta mengaku kesulitan dalam tahap penyusunan majalah mereka. Kebanyakan dari mereka mengaku sulit dalam hal lay out atau pun bahasa. Tak ayal, peserta yang mengumpulkan pun juga berkurang, hanya beberapa kelompok saja yang mengumpulkan majalah mereka. ”Kebanyakan mereka nggak bisa dalam hal lay out dan bahasa, serta perlombaan yang juga bersamaan dengan KHSan,” jelas Yuwono, salah satu staf SAC.
Ternyata, hal tersebut juga menguntungkan para mahasiswa yang berhasil mengumpulkan majalah mereka. Mereka mengaku senang mengikuti lomba yang sulit tapi menantang ini, apalagi peserta yang mengumpulkan majalahnya hanya sedikit. ”Semakin sedikit, semakin banyak peluang untuk menang,” jelas Roro Millatu al Ghaniy, salah satu peserta dari jurursan Bahasa dan Sastra Inggris.
Mekipun kebanyakan dari mereka mengaku bahwa perlombaan tersebut sulit, tapi lain halnya dengan Amalia Ilmiati, mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Arab ini mengaku sangat menikmati kompetisi ini, karena bisa membantu dirinya khususnya dalam bidang tulis menulis, ”Tahun depan harus ikut lagi,” jelas mahasiswi asli Tuban ini dengan semangat. (rif)