HUMANIORA – (17/3/2023) Mengawali paparannya dalam International Scholar Engagement yang digelar Fakultas Humaniora pada Rabu, 15 Maret 2023, Professor Claire Kramsch, guru besar Emeritus University of California menjelaskan Symbolic Power dengan merujuk pada karya Bourdieu (1991), bahwa Symbolic Power adalah hal untuk menjadikan sesuatu sebagai sebuah konstitusi (hal yang harus ditaati) melalui ujaran. Ujaran-ujaran yang disampaikan membuat orang melihat dan mempercayai, mengkonfirmasi atau mentransformasi dunia dan juga tindakan di dunia ini. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa Symbolic Power dilakukan dengan persuasi dan mobilisasi.
Baca juga:
- Lagi, Humaniora Gelar International Scholar Engagement, Hadirkan Pakar Linguistik dari Universitas California
- Segera Daftar!, Humaniora I-Yes 2023 is Back
Lebih rinci Professor Kramsch menjelaskan ada tiga aspek dalam Symbolic Power. Ketiga hal tersebut adalah kekuatan untuk merepresentasikan realitas, kekuatan untuk membentuk persepsi (merujuk La Fontaine 1668) dan kekuatan untuk membentuk realitas alternatif. Beliau juga menjelaskan bahwa Symbolic Power hanya bisa beroperasi bila orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut menyetujui adanya operasi Symbolic Power tersebut.
Symbolic Power ini bisa beroperasi di berbagai konteks di antaranya dalam dunia politik, komunikasi lintas budaya dan juga dalam pengajaran bahasa asing. Dalam kesimpulannya, beliau menyampaikan bahwa pengajaran budaya di kelas bahasa asing bukan lagi berfungsi sebagai konteks di mana mahasiswa mempelajari dan menggunakan Symbolic Power tetapi pengajaran budaya di kelas bahasa asing merupakan sebuah proses di mana baik guru dan siswa mengkontruksi, menginterpretasi dan menegosiasi makna simbolik di dunia ini. Hal seperti ini menurut Professor Kramsch sebagai poses politik. [ai]