Membangun Budaya Literasi Bagi Generasi Era Milenial

Peradaban umat manusia tidak dapat dilepaskan dari budaya literasi. Bahkan budaya literasi selalu menjadi ciri dari setiap kemajuan sebuah peradaban. Setidaknya, inilah yang terungkap dalam Seminar Literasi yang dihelat oleh Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang bekerja sama dengan Halaqah Literasi pada tanggal 30 Juni 2018.

“Literasi merupakan kunci bagi setiap peradaban. Dimana ada kemajuan peradaban maka di sana budaya literasi pasti hidup. Oleh karena itu, melalui tradisi baca yang kuat, lahir tradisi tulis yang luar biasa. Ini dapat dilihat jelas, misalnya peradaban umat Islam abad tengah,” ungkap Haqqul Yaqin, salah satu peserta yang ikut hadir dalam acara tersebut.

Acara seminar literasi ini dihelat dalam rangka untuk menumbuhkan dan membangkitkan budaya literasi di kalangan mahasiswa Fakultas Humaniora. “Di era zaman mahasiswa milenial, mahasiswa harus mampu ‘melek’ literasi. Setiap informasi yang datang kepada kita harus disikapi secara bijaksana dan kritis sehingga terhindar dari fitnah. Derasnya arus informasi itu harus dikelola sedimikian rupa sehingga menjadi hal-hal yang produktif. Di sini, menyiapkan generasi yang literet itu menjadi penting,” ujar M. Faisol selaku penanggungjawab urusan akademik di Fakultas Humaniora.

Seminar yang dilaksanakan di Aula Fakultas Humaniora ini dihadiri oleh para “pendekar” dan pegiat literasi se-Indonesia. Peserta yang hadir berasal dari kalangan yang beragam profesi, mulai dari santri, editor, gus-kiai sampai dengan guru sekolah.

Dalam acara ini dilaunching buku yang berjudul “Kitab Santri: Antologi Pengalaman dan Pendidikan Moral di Pesantren”. Buku ini dipersembahkan oleh para pegiat literasi yang tergabung dalam wadah yang menamakan diri “Halaqah Literasi”. Uniknya, setiap anggota yang menggabungkan diri kedalam wadah ini diharuskan untuk melahirkan satu tulisan dalam setiap bulan.

“Ini (menulis, red) merupakan salah satu bukti dari komitmen kita untuk mewujudkan budaya literasi khususnya di era milenial,” tandas Gus Idung yang juga menjadi salah satu penggagas Halaqah Literasi.

Seminar ini diakhiri dengan diskusi bersama membincang agenda kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka menggenjot budaya literasi, baik di kampus maupun di pesantren-pesantren. “Setidaknya, acara ini bisa menginspirasi mahasiswa dan generasi milenial untuk lebih bisa berkarya,” pungkas M. Faisol dalam sambutan penutupnya.[mff]