Mahasiswa Humaniora Bentuk English Club di ‘Negeri Gajah Putih’

Kemampuan mengajar mahasiswa Fakultas Humaniora, khususnya Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris patut diacungi jempol. Pasalnya, sepuluh mahasiswa dari jurusan BSI tidak hanya bisa mengajar, namun juga mampu membentuk sebuah kelompok belajar, tak tanggung-tanggung mereka membuat kelompok belajar yang dinamakan English Club itu di luar negeri, tepatnya di Negeri Gajah Putih alias Thailand.

Bahkan, keberhasilan mereka membentuk kegiatan tersebut, tepatnya di Satri Islam Vitya Mulnity dan ThamaVitya Islam Mulnity, Yala, Thailand adalah yang pertama kali dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL). “Dalam kegiatan tersebut, kami mengajar tentang kekompakan, uji konsentrasi, dan game edukatif dengan menggunakan bahasa inggris” papar Chantika Priyantinik.

Tak ayal, para peserta yang terdiri atas Roviqur Riziqien Alfa, Fildi Chelia Ginasya, Robiatul Adawiyah, Luluk El-Khoiry, Nurma Daoh, Mhd Roberto, Atika, Robiatul Adawiyah, Chantika Priyantik, dan Afina Rahmania pun mendapatkan sambutan hangat dari para pengasuh dan dewan dari masing-masing sekolah. ”Alhamdulillah, ustadz Rozi Binsulong, selaku Pengasuh Yayasan menerima kami dengan baik, khususnya untuk memberikan pengalaman mengajar di lembaganya,” terang Roviqur Riziqien Alfa.

Para siswa pun sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu itu. Selain mengajarkan bahasa Inggris, para mahasiswa itu juga mengevaluasi kemampuan Bahasa Inggris para siswa, meskipun tidak semuanya siswa dapat dengan mudah memahami instruksi yang diberikan. ”Meskipun kemampuan mereka berbeda-beda, namun semangat belajar siswa-siswi di sini patut diapresiasi,” papar Atika.

Selain itu, para mahasiswa yang mengajar selama 28 hari ini, (4/1 – 2/2) mengaku sangat senang dan bersemangat dalam melaksanakan praktik tersebut, pasalnya mereka harus mengajar siswa yang notabene tidak berbahasa Indonesia. ”Praktek ini merupakan pengalaman ekstra kami, terutama dalam menggali potensi dan menambah pengalaman yang lebih luas tentang sistem pengajaran pada sekolah menengah pertama, khususnya di luar Indonesia,” kata Mhd Roberto.

Untuk masalah bahasa, Luluk El-Khoiry mengaku tidak begitu kesulitan karena kebanyakan para siswa di daerah Yala sudah bisa berbahasa Melayu, yang tidak jauh beda dengan bahasa Indonesia. ”Orang-orang di sini juga banyak yang beragama Islam, jadi kami tidak begitu kesulitan dalam masalah ibadah ataupun memilih makanan,” terang Luluk.

Kegiatan PKL ini merupakan pertama kali yang dilakukan oleh Fakultas Humaniora, khususnya praktik mengajar di luar negeri. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Hj.Syafiyah, M.A. Menurutnya, Fakultas ingin memberikan pengalaman lebih kepada mahasiswa khususnya di luar negeri. ”Kita mulai dari Thailand dan dari jurusan Bahasa Inggris dulu, setelah itu kita usahakan perlebar lagi,” papar Syafiyah beberapa bulan lalu sebelum keberangkatan para mahasiswa ke Thailand.

Dengan adanya kegiatan PKL tersebut, para mahasiswa semester tujuh ini pun berharap komunikasi antara kedua lembaga bisa tetap terhubung, khususnya dalam kerjasama di bidang belajar dan mengajar.”Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut, dan tidak hanya di Thailand, tapi di negara-negara ASEAN lainnya. Dengan harapan para mahasiswa Humaniora khususnya bisa memperoleh banyak pengalaman mengajar di luar Indonesia,” terang seluruh mahasiswa. (ir/rif)