“Berkarya Harga Mati!! Ibadah Sampai Mati!!” Begitulah semboyan yang menggemparkan Ruang Home Theater beberapa pekan lalu, agenda Emas Fakultas Humaniora yang sungguh membuat mata para Mahasiswa Sastra berbinar dengan diadakannya Bedah Buku “Berguru Pada Sajak” karya beberapa Dosen Fakultas Humaniora yaitu Bapak Halimi Zuhdi, Bapak Ahmad Kholil, Bapak Misbahus surur, Ibu Laili Fitriyani, dan Bapak Muzakki sebagai pembanding dalam Acara bedah buku tersebut.
Acara bedah buku ini merupakan satu satunya bentuk produksi tulisan yang begitu hebat, untuk kesekian kalinya para Dosen telah membuktikan salah satu karyanya yang dilahirkan dalam bentuk Antologi Puisi “Berguru Pada Sajak”.
Dalam acara ini, satu persatu Penulis yang sekaligus Dosen Sastra ini memberikan sambutanya terkait penulisan Karya sastra dan pengalaman berharga beliau yang kemudian disambut meriah Oleh seluruh Dosen dan Mahasiswa yang hadir pada saat itu.
Selain acara bedah buku, acara ini juga dimeriahkan dengan beberapa penampilan karya lagu dan pembacaan puisi oleh beberapa Mahasiswa Fakultas Humaniora yang juga perlu diapresiasi adanya. Sebuah karya yang akan selalu hidup meski ditelah bergulirnya waktu.
Acara ini salah satu bentuk apresiasi sastra olehpara dosen, yang akan membuktikan bahwa Dosenpun dapat melahirkan karya yang sungguh luar biasa meski dalam keseharianya disibukkan dengan mengajar, mengajar, dan mengajar, belum lagi Ibu Laili Fitriani yang merupakan satu satunya penulis Perempuan pada waktu itu. Dalam paparannya beliau mengatakan bahwa berkarya tidak harus menunggu kita lenggang dari aktifitas, namun berkarya bisa ditorehkan saat kita tengah sibuk mengurusi keluarga sekalipun, karena menurut beliau Berakarya adlah sebuah kebutuhan untuk membuat fikiran dan ide terus mengalir layaknya air, dan tidak buntu layaknya batu. Begitu pula yang dipaparkan Bpak Halimi zuhdi salah satu Sastrawan yang namanya telah tembus di kancah Internasional, beliau akan selalu mengoarkan bahwa Berkarya Harga Mati, dan Ibadah sampai Mati!!, lalu tunggu apa lagi.
Suasana bedah buku ini terasa semaikn khidmat samua penulis membacakan sajaknya sebagai karya terbaik, dan rupanya dapat menumbuhkan semangat para Mhasiswa untuk menyusul melahirkan karya-karya berikutnya, jadi tidak hanya dosen yang memilki torehan sajak, selanjutnya Mhasiswapun akan bersajak. Semoga Sukses. [Win]