"Rifiana Izza Amalia sebagai mahasiswa terbaik BSA angkatan 2010 dengan IPK 3,92". Pengumuman itu menggelegar dan srontak mengagetkan si empunya nama. Bangga, syukur, kaget adalah perasaan yang bercampur aduk dirasakan oleh perempuan yang memiliki senum manis ini. Karena sebelumnya memang tidak ada pemberitahuan dari pihak Fakultas.
Rona bahagia pun terpancar dari wajah Rifiana Izza Amalia. Dengan penuh senyum dia pun menjawab semua pertanyaan yang kami lontarkan. Banyak hal yang bisa kami dapatkan dari gadis kelahiran Madiun, 16 November 1992 ini.
Dalam kesehariannya Rifiana mengaku lebih suka mendengarkan ketika dosen menerangkan, baru setelah itu dia menulis dan dia un tidak segan meminjam catatan temannya yang lebih lengkap. Putra dari bapak Muhammad Mujib dan Ibu Mardliyah ini memiliki prinsip untuk tidak pernah meremehkan apapun, termasuk ketika mengerjakan tugas, meskipun sebenarnya tugasnya itu memang remeh tapi dia selalu berusaha untuk mengerjakan semaksimal mungkin.
Diantara motivasi yang sangat berjasa dan mendukung prestasinya yang gemilang ini tidak lain adalah motivasi dari orang tua tercinta. Rifiana selalu mengingat pesan berharga dari orang tuanya, "Kuliah diniati golek ilmu, gak usah macem-macem, nanti kalau ilmunya dapat insya allah rejekinya lancar, jodohnya juga lancar" (Kuliah itu niatnya mencari ilmu, jangan niat yang macam-macam).
"Orang tua memang tidak pernah ada tuntutan soal IPK dan nilai, justru mereka itu lebih sering mengingatkan hal-hal seperti sholat berjama'ah dan ngaji" tutur gadis asal Malang ini. Jadi memang di sangatlah termotivasi dari semua yang dilontarkan oleh orangtuanya. Dalam hal lain pun semangat untuk menjadi teladan dan contoh terbaik untuk adik-adiknya. Agar mereka bisa termotivasi degan semua prestasinya "Karena biasanya adik itu kan pasti gitu, lha mbak lo gitu" sahut Rifiana dengan wajah merona penuh kebanggaan.
Selama 4 tahun belajar dan mencari berbagai ilmu di kampus hijau ini banyak sekali kesan dan pesan Rifiana yang ingin ia sampaikan. Kebanggaan karena telah menjadi bagian dari keluarga besar UIN MALIKI dan khususnya di jurusan BSA di Humaniora. Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika Launching Novel Terjemahan angkatan 2010. "Waktu itu kan kita sudah tidak ada kuliah, jadi ya sulit untuk mengumpulkan teman-teman". Tutur Izza sambil mengenang masa-masa yang tak terlupakan itu.
Untuk pesan yang terkhususkan pada adik-adik BSA adalah "Harus lebih banyak berkarya dalam hal apapun, baik itu menulis buku, entertainment, menulis skenario" tutur Izza. Sebagaimana harapannya untuk adik-adik BSA, Izza pun memiliki harapan untuk masa depannya, yaitu mengambil beasiswa S2 sebagai hadiah teruntuk orang tua tercinta. Semoga bisa tercapai dan selalu dipermdahkan. Amien. r2