Tanggal 1 Mei 2014 adalah memperingati Hari Buruh yang mana diiringi dengan berbagai aksi oleh para buruh di Indonesia, sebagaimana terekam di berbagai media elektronik. Lain cerita untuk para pelajar di Indonesia, layaknya momen terindah khususnya bagi para mahasiswa yang terbebas dari istilah ngampus karena tanggal merah. Waktunya untuk istirahat, tidur, jalan-jalan atau kemana lah untuk menghibur diri, itulah beberapa opsi untuk para mahasiswa saat liburan. Berbeda halnya dengan mahasiswa BSA semester 6 khususnya profesi terjemah. Mereka berduyun-duyun ke Masjid Ulul Albab untuk beraktivitas dengan penuh semangat.
Semangat kali ini adalah fokus untuk target penerjemahan novel alih bahasa, Arab ke bahasa Indonesia. Novel aslinya adalah berjudul "Mamlakatul Udzary" atau Kerajaan Perawan. Target penerjemahan ini tidaklah tanpa usaha dan juga kerja keras mereka selama satu semester ini. Karena untuk menyelesaikan terjemahan ini ada beberapa tahap yang harus mereka lalui. Diantaranya yaitu ketika di awal semester mereka harus menjajaki isi dari novel, kemudian memahami isi dari novel baik itu untuk karakter tokoh, alur cerita, setting tempat dan lebih jauh tentang amanatnya. Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan novel. Sebuah proses panjang untuk sebuah kesuksesan. Seru dan unik dengan berbagai macam rasa dan pengalaman yang terekam jadi satu. Setiaphari hanya berteman dengan kamus dan hanya kamus. Satu saksi peluncuran novel alih bahasa mahasiswa BSA.
Dengan tahap yang sudah sampai pada penyatuan alur untuk novel ini maka mereka membagi kelas menjadi 3 kelompok, dan tiap kelompok ini akan menyatukan pemikiran untuk selanjutnya akan digabung menjadi satu kesatuan novel alih bahasa. Ustad Misbahus Surur sebagai dosen pengampu mata kuliah Tathbiq Tarjamah ini mengaku yakin dengan kerja keras dari teman-teman BSA. Beliau juga selalu memotivasi mahasiswanya untuk tetap semangat. "Saya yakin kalau temanteman pasti bisa, yang penting tergantung usaha dari teman-teman" tutur Ustad Surur. Dan untuk satu hal yang harus kita pegang dalam hal ini adalah percaya pada kemampuan kita. Percaya bahwa kita mampu melewaati semua tahap ini. "Aku yakin kok kalau kita akan launching buku alih bahasa ini, aku dah bilang ke Ibuku malahan" tutur Rahma, salah satu mahasiswi dengan senyum yang lebar.(r2)